KUALA LUMPUR - Kritik keras Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak untuk Myanmar (Burma) atas tindak kekerasan yang dilakukan pihak militer kepada Muslim Rohingya merupakan hal yang jarang dilakukan oleh pimpinan negara di ASEAN. Sebab di kawasan ini terdapat aturan emas yang mengatur agar tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota lainnya. Namun, tampaknya hal ini diabaikan oleh Najib yang terus-menerus mengkritik Myanmar dengan tajam.
Seperti dilansir Asia Correspondent, Sabtu (10/12/2016), teguran Najib tersebut tidak lepas dari kritikan masyarakat. Ia dianggap sengaja menarik simpati Muslim Malaysia dengan menjual isu moral agar dirinya mendapat suara pascaskandal krupsi yang melibatkan dirinya mencuat. Najib diketahui akan mengikuti Pemilu Malaysia 2017.
Sebelumnya pada pekan lalu, Najib dalam orasinya menyerukan ajakan melakukan intervensi terhadap Myanmar untuk menghentikan "genosida" Muslim Rohingya dan menuntut pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi untuk segera bertindak.
"Najib seharusnya bisa menyampaikan kritiknya tentang Rohingya melalui cara diplomatik seperti duta besar. Tapi, ia memilih berorasi di depan publik," ujar Juru Bicara Presiden Myanmar, Zaw Htay.
Ia menambahkan, aksi Najib ini merupakan salah satu strategi untuk memperoleh suara dari kalangan masyarakat Muslim. Teguran Najib tersebut membuat hubungan Malaysia dan Myanmar memanas. Hal ini membuat Myanmar mengeluarkan kebijakan melarang warganya untuk bekerja di Malaysia.