Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Trump Tidak Akan Akhiri Kebijakan Satu China

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Senin, 19 Desember 2016 |04:03 WIB
Trump Tidak Akan Akhiri Kebijakan Satu China
Donald Trump bersama dengan Reince Priebus dalam sebuah kampanye (Foto: Eric Thayer/Reuters)
A
A
A

WASHINGTON – Kebijakan Satu China atau “One China Policy” tengah menjadi buah bibir di Amerika Serikat (AS). Sebab, Presiden terpilih Donald John Trump mengindikasikan akan mengakhiri kebijakan tersebut. Akan tetapi, calon Kepala Staf Kepresidenan Gedung Putih Reince Priebus menampik kabar tinjauan ulang tersebut.

“Kami tidak mengindikasikan bahwa kami akan meninjau ulang Kebijakan Satu China saat ini. Trump saat ini bukanlah seorang presiden dan ia sangat menghormati presiden saat ini (Barack Obama),” tutur Priebus dalam sebuah wawancara, seperti dimuat Reuters, Senin (19/12/2016).

AS mengakui Taiwan sebagai bagian dari Satu China sejak 1979. Namun, Donald Trump memicu protes diplomatik dari Beijing setelah menerima ucapan selamat lewat panggilan telefon dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada 2 Desember 2016. Pria berusia 70 tahun itu juga sempat memicu spekulasi mengenai Kebijakan Satu China.

“Saya sangat paham Kebijakan Satu China, tetapi saya tidak mengerti kenapa kita harus terikat dengan kebijakan tersebut kecuali kita membuat kesepakatan dengan China yang berkaitan dengan hal-hal lain, termasuk perdagangan,” ucap Trump pekan lalu yang memicu spekulasi berakhirnya Kebijakan Satu China.

Washington terakhir kali menjalin kemitraan diplomatik resmi dengan Taipei pada 1979. Setelahnya, semua Presiden AS memilih berpihak kepada Republik Rakyat China (RRC) yang menganut Kebijakan Satu China. Gedung Putih tidak tahu menahu mengenai panggilan telefon antara Tsai dengan Trump. Kendati demikian, Gedung Putih menegaskan kebijakan AS terhadap dualisme Taiwan dan China tetap sama, yakni berkomitmen penuh pada Kebijakan Satu China.

Reince Priebus adalah figur sentral di balik kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS. Ketua Konvensi Nasional Partai Republik itu tetap setia mendukung Trump meski tengah terlilit skandal pelecehan perempuan. Bahkan, Priebus berhasil memoles Trump menjadi seorang politikus mumpuni walau sebelumnya tidak memiliki pengalaman di kancah perpolitikan.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement