JAKARTA - Pengamat Terorisme dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zakki Mubarak menjelaskan pada awalnya di Indonesia kelompok yang bergabung dengan jaringan jihadist ISIS ke Suriah adalah masyarakat yang ekonominya relatif rendah. Bahkan dulunya motif mereka bergabung dengan ISIS karena diiming-imingin gaji besar.
Namun, belakangan, terang dia revolusi kampanye ISIS melalui media sosial seperti Youtube, Twitter, hingga Facebook berhasil memikat kelompok sosial baru termasuk para profesional untuk bergabung di Indonesia. Sebelumnya hal ini sudah berjalan masif di Eropa di mana yang bergabung ke ISIS adalah kalangan profesional seperti dokter, teknisi, dan profesi lainnya.
"Mereka ini secara ekonomi mapan dan umumnya tergerak secara personal melalui kontak lewat media sosial internet sehingga bisa berangkat ke Suriah tanpa bantuan pihak lain (jejaring ISIS). Ini sangat mengkhawatirkan," kata Zakki kepada Okezone, Senin (30/1/2017).
Zakki menjelaskan, pola yang dilakukan oleh mereka yang bergabung sendiri ke ISIS ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh teroris baru yang melaksanakan aksi sendiri atau lone wolf. Mereka pun juga belajar dari internet.
Sehingga, Zakki menyimpulkan fenomena mulai bergabungnya kalangan intelektual ke ISIS mengingatkan kita semua bahwa paham jihadist sudah mulai memengaruhi kelas menengah di tanah air.
"Saya kita itu yang mendasari mengapa mantan pegawai Kemenkeu dan PTSP Batam berangkat ke sana (Suriah melalui jalur Turki)," tukasnya.
Sekedar informasi, mantan pegawai Kementrian Keuangan bagian penagihan hutang baru-baru ini dideportasi dari Turki ke Indonesia. Dia dan empat keluarganya diduga ingin bergabung dengan ISIS. Pria berinisial TUAB ini mengundurkan diri dari Kementrian Keuangan Februari 2016 lalu dan resmi diberhentikan Agustus 2016.
TUAB sendiri merupakan lulusan S2 Adelaide Australia pada 2009. Sebelumnya juga ada DDW yang merupakan mantan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam yang juga menyatakan bergabung dengan ISIS 2015 lalu. (sym)
(Erha Aprili Ramadhoni)