Presiden Lengser, Pemilu Korsel Resmi Digelar 9 Mei
SEOUL - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Korea Selatan (Korsel), resmi mengumumkan menggelar pemilu pada 9 Mei mendatang. Pengumuman tersebut dikeluarkan sehari setelah Presiden Park Geun-hye resmi dilengserkan.
Ketua Komisi Pemilihan Umum, Kim Yong-deok, menjamin pemilu mendatang akan berlangsung secara bebas dan adil. Namun, ia tidak menampik adanya kekhawatiran tentang perbedaan pandangan politik yang dapat memicu ketegangan di dalam negeri. Terkait hal tersebut Kim meminta seluruh rakyat Korsel berpartisipasi untuk mencegah konflik seperti diwartakan Reuters, Sabtu (11/3/2017).
Kekosongan kursi presiden menuntut Korsel untuk segera menggelar pemilu dalam kurun waktu 60 hari. Beberapa nama calon presiden telah mencuat di publik di antaranya yaitu Mantan Ketua Partai Demokrat, Moon Jae-in; Gubernur Chungcheong Selatan, An Hee-jung; Walikota Seongnam, Lee Jae-myung; dan Anggota parlemen dari Partai Rakyat, Ahn Cheol-soo.
Selain itu, Perdana Menteri (PM) Hwang Kyo-ahn yang sekaligus menjabat sebagai Presiden sementara Korsel juga diperkirakan akan ikut bertarung dalam pemilu.
Pelengseran Presiden Park Geun-hye memicu kumpulan massa baik pendukung dan penentang berdemo di pusat Kota Seoul. Kericuhan sempat terjadi setelah polisi terlibat baku hantam dengan demonstran pendukung Park.
Sementara itu, penentang Park mengaku puas dengan pelengserannya. Namun, mereka tetap menuntut otoritas berwenang untuk mengadili dan mengusut tuntas skandal korupsi yang melibatkan Park Geun-hye.
"Kami menuntut Park Geun-hye ditangkap. Dan kami juga menuntut pengunduran diri PM Hwang Kyo-ahn yang bertingkah seperti presiden," kata juru bicara demonstran penentang Park.
(Wikanto Arungbudoyo)
