Dilaporkan USA Today, Rabu (15/3/2017), pemilu Belanda diikuti oleh 28 partai dan 1.114 kandidat yang bersaing memperebutkan 150 kursi di parlemen. Karena banyaknya jumlah partai, sampai saat ini belum pernah ada partai yang meraih kursi mayoritas di parlemen.
Partai dengan suara terbanyak biasanya akan membentuk koalisi pemerintahan dengan beberapa partai lainnya. Pemimpin partai dengan suara terbanyak akan ditunjuk sebagai Perdana Menteri (PM) Belanda.
Namun, telah terjadi sebelumnya sebuah partai dengan suara terbanyak tidak masuk ke dalam pemerintahan dan hal ini sangat mungkin terjadi lagi jika Wilders memenangkan pemilihan. Semua partai telah bersumpah untuk tidak membentuk koalisi dengan tokoh anti-Islam itu karena sumpahnya untuk melarang Alquran, menutup semua masjid di Belanda dan menarik Negeri Oranye keluar dari Uni Eropa.
Pemilu kali ini memiliki dampak penting tidak hanya bagi warga Belanda tetapi juga bagi Eropa dan dunia. Seberapa besar dukungan yang didapat Wilders dapat menjadi indikator bagaimana kandidat-kandidat sejenisnya akan diterima di pemilihan lain yang akan berlangsung di Prancis dan Jerman.
Isu mengenai imigrasi, Islam, globalisasi dan Uni Eropa juga didengungkan kandidat seperti Marine Le Pen di Prancis untuk menggalang dukungan. Tergantung hasilnya, pemilihan-pemilihan tersebut bisa menjadi awal dari sebuah akhir bagi Uni Eropa dan visi unifikasi di Benua Biru tersebut.
(Rahman Asmardika)