Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tiga Hari Disandera, Perompak Somalia Lepaskan Kapal Tanker

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Jum'at, 17 Maret 2017 |09:01 WIB
Tiga Hari Disandera, Perompak Somalia Lepaskan Kapal Tanker
Para perompak akhirnya melepaskan kapal tanker Aris 13 (Foto: Kevin Finnigan/Associated Press)
A
A
A

MOGADISHU – Aksi pembajakan yang dilakukan perompak Somalia kembali terjadi setelah vakum selama lima tahun. Para perompak itu menyita kapal tanker berbendera Sri Lanka beserta delapan orang kru kapal pada Senin 13 Maret 2017.

Tiga hari berada dalam penguasaan para perompak, kapal tersebut akhirnya dibebaskan. Para perompak sudah meninggalkan kapal tanker yang sedang berlayar menuju Pelabuhan Bossaso. Pejabat Keamanan Somalia, Ahmed Mohamed, memastikan delapan orang kru masih berada di atas kapal tanker Aris 13 itu.

Diwartakan New York Times, Jumat (17/3/2017), pembebasan terjadi setelah tetua-tetua adat dan pejabat setempat melakukan negosiasi dengan para perompak. Ahmed Mohamed menambahkan, para perompak itu tidak ditangkap dan dipersilakan pergi oleh aparat keamanan.

Namun, sempat terjadi kontak senjata antara Angkatan Laut dari wilayah negara bagian semi-otonom Puntland dengan para perompak. Kontak senjata dipicu oleh tembakan yang dilepaskan terlebih dahulu oleh para perompak. Kontak senjata tersebut menyebabkan dua orang terluka di Kota Haabo.

Badan Anti-pembajakan Puntland mengonfirmasi pelepasan kapal tersebut pada Kamis 16 Maret malam waktu setempat. Mereka juga sudah mengirimkan pasukan untuk mengawal kapal tanker Aris 13 menuju Pelabuhan Bossaso.

Kapal tanker Aris 13 diketahui membawa bahan bakar dari Djibouti menuju Ibu Kota Somalia, Mogadishu. Kapal tersebut tiba-tiba didekati oleh sejumlah pria bersenjata yang datang dengan dua unit kapal kecil.

Ahmed Mohamed menuturkan, para perompak mengaku sengaja menyandera kapal itu sebagai aksi protes terhadap penangkapan ikan ilegal oleh kapal asing di area tersebut. Para perompak menuduh kapal-kapal ikan berbendera Yaman, China, India, Iran, dan Djibouti sudah mengancam mata pencaharian mereka.

Para perompak itu mengklaim sudah berhenti dari aktivitas pembajakan dan menjadi nelayan. Akan tetapi, mereka mengancam akan kembali menjadi perompak kapal serta meminta tebusan jika operasi kapal asing ilegal itu tidak dihentikan.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement