Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cita-Cita Luhur Patmi yang Wafat Saat Aksi Cor Kaki di Istana Negara

Fadel Prayoga , Jurnalis-Rabu, 22 Maret 2017 |05:42 WIB
Cita-Cita Luhur Patmi yang Wafat Saat Aksi Cor Kaki di Istana Negara
A
A
A

JAKARTA - Wafatnya Patmi (48), seorang petani yang meninggal akibat mengikuti aksi mengecor kaki di depan Istana Negara, Jakarta terus menuai ironi. Kepergiannya ke pangkuan Illahi itu meninggalkan dua orang anak, yakni Sri Utami dan Muhamadun Da'iman (21).

Terkait kematian ibunya, Sri Utami memberikan tanggapan dengan mengirimkan rekaman suara kepada kantor Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

"Ya, memang Ibu (Patmi) berangkat tidak ada paksaan, juga sudah berpamitan dengan keluarga, dari keluarga juga sudah mengizinkan," ujar Sri dalam rekaman suara yang menggunakan bahasa Jawa saat diputar YLBHI, ketika memberikan konfrensi pers di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2017).

Sebelum meninggalkan rumahnya yang berada di Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, lanjut Sri, ibunya mengatakan akan pergi ke Jakarta untuk memberikan jaminan, kalau anak-cucunya bisa melangsungkan kehidupan di Kawasan Pegunungan Kedeng.

"Ibu menyampaikan bahwa pamit untuk berjuang membela anak-cucu, membela tanah air sendiri," imbuh Sri.

Sebelum meninggal dunia, Patmi ikut serta dalam aksi cor kaki menggunakan semen sebagai simbol penolakan atas pembangunan pabrik semen. Aksi berlangsung sejak Senin 13 Maret. Patmi bergabung sejak Kamis 16 Maret hingga Senin 20 Maret.

Saat ini jenazah Patmi sudah dibawa pulang ke kampung halamannya dan akan dimakamkan di desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement