Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

KISAH: Richard Norris, Juara Tenis yang Selamat dari Tragedi Titanic

Rufki Ade Vinanda , Jurnalis-Kamis, 30 Maret 2017 |08:00 WIB
KISAH: Richard Norris, Juara Tenis yang Selamat dari Tragedi Titanic
Atlet tenis berprestasi, Richard Dick Norris Williams selamat dari tenggelamnya kapal Titanic. (Foto: The Vintage News)
A
A
A

RICHARD “Dick” Norris Williams II lahir pada 1891 di Jenewa, Swiss, dan merupakan atlet olahraga tenis. Ayahnya, Charles Duane Williams, adalah seorang pengacara dan menjadi salah satu pendiri Badan Federasi Tenis Internasional. Selain itu, ia juga diketahui sebagai keturunan dari tokoh pendiri Amerika Serikat (AS), Benjamin Franklin.

Richard mulai belajar bermain tenis di usianya yang ke-12 tahun. Ia tak mengenyam pendidikan di sekolah umum karena keluarganya memberikan pendidikan secara privat hingga tingkat menengah atas. Richard juga diketahui fasih berbahasa Prancis dan Jerman.

Di usianya yang ke-20, Richard berhasil menjadi pemenang di Kejuaraan Tenis Swiss. Setahun kemudian, ia terdaftar menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Harvard dan seiring waktu juga, karier Richard terus melejit. Ia mencatatkan namanya sebagai juara pada 1913 dan 1915 sebagai pemain tunggal. Pada 1914 dan 1915, ia juga mendapat gelar juara dari bermain ganda.

 American Tennis Player Richard Noris Williams II

(Foto: The Vintage News)

Kembali menjadi juara pada 1916, membuat nama Richard menjadi tenar. Pada 1925 dan 1926, ia menjadi bagian dari tim tenis AS untuk Kejuaraan Davis Cup. Ketenaran Richard tidak hanya karena ia adalah seorang atlet berprestasi. Nama Richard juga dikenal sebagai salah satu penumpang kapal RMS Titanic yang berhasil selamat.

Pengalaman traumatis yang dialami Richard dengan Titanic tak lantas membuatnya putus asa. Kariernya justru semakin bersinar. Sebelumnya, pada 1912, Richard yang bersama ayahnya berlayar dari Jenewa, Swiss, menuju AS dan menjadi penumpang kelas pertama di kapal Titanic.

Saat Titanic akan tenggelam, Richard dengan ringan tangan membantu sesama penumpang lain. Hal itu bahkan menjadi inspirasi salah satu adegan di film terkenal yang dibintangi Leonardo Di Caprio dan Kate Winslet yang berjudul 'Titanic'. Richard dan ayahnya diketahui tetap berada di kapal hingga saat-saat terakhir. Hingga akhirnya keduanya terpaksa berenang di laut yang dingin. Namun, Richard kehilangan ayahnya.

Dengan menahan kesedihan atas kehilangan sang ayah, Richard terus berenang ke sekoci nomor 14. Bahkan setelah ia naik ke perahu penyelamat, Richard masih mendayung dengan kaki hingga membuat kedua kakinya membeku. Kemudian ketika Richard diperiksa, dokter Carpathia mengusulkan untuk mengamputasi kaki Richard.

 Richard Norris Williams II

(Foto: The Vintage News)

Mendengar hal itu, Richard tak menerimanya begitu saja. Ia memberontak dan menentang keputusan dokter. Richard tetap pada keputusannya, ia bangkit dan berjuang kembali tanpa kenal lelah. Ia sangat mencintai tenis dan terus berdiri di atas kedua kakinya meskipun itu sangat menyakitkan.

Perjuangan Richard berbuah manis, ia tidak hanya mendapatkan kakinya kembali. Ia bahkan berhasil menjadi juara Davis Cup bersama rekannya, Karl Behr. Memiliki karier tenis yang sukses, Richard kemudian bertugas di Angkatan Darat selama masa Perang Dunia (PD) I. Setelah perang berakhir, Richard terus bermain tenis dan mengikuti banyak kejuaraan. Richard meninggal di usianya yang ke-77 tahun pada 1968. (rav)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement