MITOS kutukan kucing hitam membawa sial ternyata tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga di Eropa. Orang-orang Benua Biru percaya bahwa seekor kucing berwarna hitam dapat menyebabkan kesialan, nasib buruk, dan bahkan kematian.
Cerita bermula ketika para bajak laut di abad ke-18 percaya tentang mitos-mitos kucing hitam. Jika seekor kucing berjalan melewati seseorang, maka orang tersebut akan diliputi nasib buruk. Tetapi jika kucing itu menghindari seseorang, maka orang tersebut akan dilimpahi berkah.
Kucing berwarna hitam lalu diadopsi sebagai simbol anarkisme pada dekade 1880 karena warna hitam saat itu secara umum diasosiasikan sebagai anarki. Tiga dekade berikutnya, selama Perang Dunia I, kucing hitam kemudian berubah menjadi simbol sabotase.
Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) pernah dengan sengaja mengubah nomor penerbangan STS-13 menjadi STS-41-C. Penyebabnya sederhana, angka 13 adalah sebuah angka sial bagi kepercayaan di negara-negara Barat. Penerbangan STS-13 bahkan sempat dibatalkan sebelum diganti dan kemudian mengangkasa.
Hal itu menginspirasi para kru untuk membuat lelucon. Mereka memasang logo seekor kucing hitam dan angka 13, dua kali lipat kesialan dalam mitos Barat, ke pakaian luar angkasa. Beruntung, misi tersebut berjalan dengan lancar.
Tidak ada penjelasan secara spesifik mengapa kucing hitam dianggap sebagai simbol kesialan. Kendati demikian, orang-orang Jepang dan Inggris percaya bahwa kucing hitam adalah pertanda baik. Hal serupa berlaku dalam kebudayaan orang-orang Skotlandia.
Namun, kepercayaan itu tidak berlaku bagi para imigran Inggris yang menjejakkan kaki pertama kali di Benua Amerika. Mereka menganggap kucing hitam sebagai teman dekat Setan atau tidak jauh berbeda dengan penyihir, sesuatu yang dianggap sesat di sekitar abad pertengahan.