Pengamat media tersebut menerangkan, kiat ketiga ialah giat membandingkan setiap berita atau informasi yang diterima dengan apa yang sudah termuat di media konvensional. Menurut dia, kalau ternyata belum ada media konvensional yang memuat soal itu, sudah sepatutnya warga curiga.
"Bisa jadi berita itu palsu. Keempat, setelah dibaca sebaiknya diskusikan dengan orang di sekitar," tambahnya.
Sebab dengan banyak berdiskusi, apalagi kepada orang dewasa yang kredibel, maka mau semasif apapun informasi hoax yang datang, takkan memengaruhi publik.
Kiat kelima, Agus mengingatkan agar ketika setiap mendapat berita hoax, pengguna media sosial tidak cepat menyebarluaskannya. "Jangan sebarkan sebelum Anda paham itu berita benar atau salah!" ujarnya.
(Ranto Rajagukguk)