JAKARTA - Protes seleksi penerimaan calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2017 kembali terjadi. Sebelumnya, di Polda Jawa Barat (Jabar) dan kali ini terjadi di Polda Sumatera Utara (Sumut).
Protes dilakukan peserta seleksi terhadap penambahan kuota peserta yang dinyatakan lulus dari Sumut untuk mengikuti seleksi lanjutan di Semarang, Jawa Tengah. Sehingga, dianggap sarat korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan, tidak ada KKN dalam seleksi. Mabes Polri memang telah memberikan instruksi kepada semua jajaran polda yang melakukan rekruitmen untuk menambah kuota. Masing-masing polda juga berbeda jumlah kuotanya.
"Jadi, untuk Polda Sumut ditentukan kuotanya 14 orang jadi rangking 1-14. Kalau ada satu yang ditambah di luar itu adalah kebijakan pusat (Mabes Polri)," kata Martinus di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (14/7/2017).
Di Sumut, memang ada 14 orang yang dinyatakan lulus yang terdiri dari 13 orang taruna dan satu taruni. Namun, jelang keberangkatan panitia lokal kembali mengumumkan bahwa ada tambahan satu kuota lagi untuk Sumut.
Yang menjadi protes peserta seleksi adalah kouta itu tidak diberikan kepada calon taruna pria peringkat ke-14 maupun taruni peringkat ke-2 melainkan kepada calon taruna peringkat 26.
"Jadi, penambahan satu kouta instruksi dari Mabes Polri dipilih berdasarkan talent scouting yang ada. Kenapa yang naik peringkat 26 ya karena talent scouting-nya dipilih karena kemampuan lainnya," katanya.
Sebelumnya, calon taruna menyatakan protes akan penambahan kuota tersebut. Bahkan, mereka sudah mempertanyakan persoalan itu langsung ke panitia seleksi calon taruna di Polda Sumut. Namun, mereka kala itu tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
"Panitia seleksinya tidak memberikan jawaban yang jelas. Padahal, kami ingin mengetahui alasan mengapa yang berperingkat 26 dinyatakan layat. Maka kami yang berperingkat di atasnya juga harusnya layak untuk berangkat," keluh calon taruna peringkat 14, Sandi Pratama Putra di Warkop Jurnalis Jalan HM Said, Medan Rabu 12 Juli 2017.
(Arief Setyadi )