NEW DELHI – Sebagian besar perempuan di India tidak pernah memanggil suami dengan nama depan mereka. Tradisi ini menunjukkan penghormatan para istri kepada suami masing-masing.
Tradisi ini secara ketat diterapkan di daerah perdesaan. Walaupun tidak sedikit juga yang mempraktikkannya di perkotaan.
Melansir BBC, Minggu (30/7/2017), kelompok pegiat hak asasi perempuan di India pun mendapatkan gagasan untuk mengampanyekan pelanggaran terhadap tradisi tersebut. Para perempuan desa di India ditantang untuk memanggil nama depan suami mereka.
Banyak dari mereka takut melakukannya. Sebab ada kepercayaan di India yang menyamakan seorang suami dengan tuhan atau dewa. Sehingga memanggil nama depan mereka diyakini bisa mendatangkan keburukan dan memperpendek usia mereka.
Sejak kecil mereka diajarkan untuk menyebut suaminya, ‘Babuji’, yang berarti ayah. Jika pun harus memanggil secara langsung, mereka hanya berseru, ‘Hey ho’ atau ‘Hey kamu.’
Seorang perempuan di Orissa, Malati Mahato, berbagi kisahnya. Dia menuturkan pada suatu hari kakak iparnya bertanya, siapa saja pria yang duduk di luar. Bermaksud menjelaskan agar tidak ada yang keliru, dia pun menyebutkan semua nama mereka, termasuk nama paman suaminya.
Mendengar itu, kakak iparnya marah dan mengadukan Malati ke Komite Desa. Akibatnya, Malati divonis melakukan perbuatan tercela dan diasingkan bersama anak-anaknya ke luar desa. Mereka dikucilkan selama 18 bulan oleh seluruh penduduk desa.
“Hirarki patriarki di India ditegakkan dalam banyak tingkatan. Suami dianggap sama dengan tuhan sehingga dia harus disembah,” ujar antropolog sosial, Profesor A R Vasavi.