Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bisnis Hate Speech Tak Ubah seperti Penjualan Narkotika!

Fahreza Rizky , Jurnalis-Sabtu, 26 Agustus 2017 |14:21 WIB
Bisnis <i>Hate Speech</i> Tak Ubah seperti Penjualan Narkotika!
foto: Illustrasi Okezone
A
A
A

"Sama saja (seperti) orang yang bertransaksi narkoba," tandasnya.

 (Baca juga: Sebut Saracen Anti-Islam, Eggy Sudjana: Enggak Logis Saya Masuk ke Situ)

Bisnis ujaran kebencian juga dipengaruhi oleh prinsip dasar ekonomi soal supply (penawaran) and demand (permintaan). Ketika ada permintaan maka si penjual akan memberikan penawaran harga. Pada umumnya, kata Andi, pemesan ditengarai memiliki kepentingan politik tertentu.

"Demander-nya yang ingin melakukan kegiatan seperti ini tentu punya kepentingan yang lebih besar, dan itu hanya ada di ranah politik," ujar Andi.

Kurangnya Literasi Media Sosial

Di sisi lain, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menilai maraknya hoax atau berita bohong karena rendahnya literasi media sosial. Karenanya, Mafindo mengusulkan agar kurikulum literasi media sosial masuk ke dalam materi pembelajaran peserta didik.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement