Lulusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) itu berharap Polri bisa mengungkap jaringan bisnis lain yang sejenis dengan Saracen. Sebab, ia mendapat informasi bahwa Saracen baru perusahaan "kelas terinya". Situs mereka tidak masuk 10 besar paling dibaca di Indonesia. Apalagi di dunia, peringkatnya masih di bawah 5 juta.
Sukamta percaya ada jaringan bisnis penebar kebencian yang akunnya lebih banyak, jaringannya lebih luas dan terorganisasi, serta modalnya lebih besar. Ia mengingatkan, jangan sampai polisi berhenti mengejar jaringan yang lebih besar dengan menjadikan Saracen scarecrow atau contoh untuk menakut-nakuti orang saja.
(Hantoro)