Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bahas Krisis Rohingya, Menlu Retno Kembali Sambangi Myanmar

Antara , Jurnalis-Rabu, 30 Agustus 2017 |19:17 WIB
Bahas Krisis Rohingya, Menlu Retno Kembali Sambangi Myanmar
Menlu Retno Marsudi bertemu dengan Menlu sekaligus Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi pada Desember 2016 (Foto: Kemlu RI/Twitter)
A
A
A

JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi berencana untuk kembali mengunjungi Myanmar untuk membahas krisis di Negara Bagian Rakhine yang turut menimpa etnis minoritas Rohingya. Rencana tersebut sudah diutarakan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Insya Allah kita akan berkunjung ke Myanmar, kita sedang atur semuanya mudah-mudahan dapat kita segera lakukan," kata Retno usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (30/8/2017). Kunjungan serupa juga dilakukan oleh Menlu Retno pada Desember 2016.

BACA JUGA: Myanmar Tanggapi Positif Bantuan Indonesia untuk Krisis Rohingya

Diplomat kelahiran Semarang itu juga telah melapor kepada Presiden terkait komunikasi yang dilakukannya untuk meredakan konflik di Negara Bagian Rakhine. Menlu Retno setidaknya berkomunikasi dengan tiga orang, termasuk Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi.

"Kemarin (Selasa 29 Agustus 2017), paling tidak melakukan komunikasi dengan tiga orang, pertama dengan National Security Adviser-nya Suu Kyi, kita bicara mengenai situasi di Rakhine," ungkap Retno.

 Kedua, kata mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu, berkomunikasi dengan Menlu Bangladesh, Abul Hassan Mahmood Ali, karena Myanmar dan Bangladesh harus melakukan kerjasama yang baik dalam penanganan, khususnya penanganan pengungsi etnis Rohingya.

"Karena tanpa kerjasama yang baik akan sulit penanganan pengungsi ini dilakukan," tukas Retno Marsudi.

 Ia juga berkomunikasi dengan Kofi Annan untuk berbicara dalam konteks bagaimana Indonesia berkontribusi untuk mengimplementasikan hasil atau laporan dari komisi Annan Advisery Commission yang dipimpin mantan Sekretaris Jenderal PBB ini.

"Karena kalau dilihat dari 'temporary report' yang dikeluarkan pada Agustus yang lalu, apa yang dilakukan Indonesia 'fit very well' dengan rekomendasi yang dikeluarkan komisinya Koffi Anan," tukas Menlu Retno.

Alumni Universitas Gadjah Mada itu mengatakan, Kofi Annan sangat berharap bahwa Indonesia dapat membantu dan mengimplementasikan rekomendasi yang dikeluarkan pria asal Ghana tersebut. Menlu Retno juga mengaku ditelefon Menlu Turki Mevlut Cavusoglu untuk membahas masalah situasi di Negara Bagian Rakhine.

"Mudah-mudahan jadwal saya dapat segera difinalkan untuk kunjungan ke Myanmar. Dan saya sudah lapor ke presiden," urai Retno Marsudi.

Menurut Menlu Retno, Presiden Jokowi sangat setuju dan pihaknya akan meneruskan pendekatan konstruktif agar pemerintah Myanmar dapat mengembalikan situasi keamanan di Rakhine State. Retno akan mendorong penghentian semua kekerasan karena yang menjadi korban adalah warga sipil sehingga aspek kemanusiaan perlu terus diutamakan.

Retno mengatakan Indonesia akan tetap membantu dari aspek kemanusaan, di mana Indonesia telah mendirikan enam sekolah di Rakhine, juga membantu dari segi bahan makanan serta obat-obatan akan segera dikirim.

"Kita sekarang akan mulai membangun rumah sakit yang cukup besar di Rakhine State. Tadi saya sudah sampaikan kepada presiden. Jadi sekali lagi kita melakukan pendekatannya secara komprehensif sekali, tentunya masalah kemanusiaan menjadi prioritas agar tidak jatuh korban tidak berdosa lebih banyak lagi," tutup Menlu.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement