Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Salut! Pastor di Afrika Tampung 2.000 Muslim yang Terancam Dibunuh Kelompok Militan

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Jum'at, 01 September 2017 |02:08 WIB
Salut! Pastor di Afrika Tampung 2.000 Muslim yang Terancam Dibunuh Kelompok Militan
Kelompok militan yang berkemah di luar seminari senantiasa mengintai ribuan Muslim yang ada di dalam (Foto: BBC)
A
A
A

BANGASSOU – Langkah terpuji dilakukan oleh seorang Pastor Katolik di Bangassou, Republik Afrika Tengah (CAR). Ia membuka seminari tempatnya bernaung untuk 2.000 orang Muslim yang terancam dibunuh oleh kelompok militan di negara tersebut.

Pastor Juan Jose Aguirre Munoz mengatakan, para pengungsi itu tidak bisa keluar sama sekali dari seminari Bangassou tersebut. Sebab, nyawa mereka terancam oleh ganasnya milisi yang menanti di luar tembok seminari. Kelompok militan itu bahkan mendirikan kemah di luar seminari.

Direktur Badan Bantuan Kemanusiaan PBB, Stephen O’Brien, mengingatkan bahwa risiko genosida berdasarkan agama bisa saja terjadi di CAR sebagaimana di Rwanda puluhan tahun lalu. Ia mengatakan, kekerasan semakin meningkat dan situasi sangat buruk di CAR saat ini.

“Kekerasan semakin intensif sehingga krisis destruktif yang mencengkeram negara tersebut empat tahun lalu bisa saja terulang kembali. Peringatan awal akan genosida sudah ada. Kita harus bertindak sekarang,” ungkap Stephen O’Brien, sebagaimana dilansir BBC, Jumat (1/9/2017).

CAR saat ini merasakan kekerasan sektarian sejak 2013 ketika pemberontak Selebka mengambil alih kekuasaan. Kelompok tersebut dituduh membunuh penganut agama lain. Kini, muncul kelompok anti-Selebka yang membunuh warga CAR yang beragama sama dengan Selebka.

Pastor Munoz menuturkan, para pengungsi itu mencari pertolongan di seminari sejak pertempuran pecah pada Mei lalu. Sejak itu mereka dirawat oleh pihak gereja dan organisasi kemanusiaan lainnya.

“Di dekat sini ada kelompok militan yang mencegah mereka keluar untuk mencari makanan, air, atau kayu bakar. Jadi mereka benar-benar terkurung di dalam seminari. Mereka mempertaruhkan nyawa jika berkelana keluar,” tukas Pastor Munoz.

Ia menambahkan, para pengungsi butuh untuk segera direlokasi sebab banyak organisasi kemanusiaan yang sudah berhenti beroperasi di area tersebut. Baginya, tidak ada pembedaan atas dasar agama. Siapa saja yang datang dan rentan menjadi korban serangan akan diterima serta dilindungi dengan sepenuh hati.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement