SAN JOSE - Sedikitnya empat orang meninggal akibat Badai Irma yang menghantam kepulauan Karibia. Badai terkuat dalam sejarah Atlantik ini telah menghancurkan banyak rumah di pulau-pulau Karibia.
Satu orang dilaporkan meninggal dan 300 ribu lainnya hidup tanpa aliran listrik di Puerto Rico. Hembusan angin yang mencapai 185 mph memperburuk situasi yang sudah mengerikan di wilayah Amerika Serikat (AS) itu terkait jaringan listrik dan kesulitan ekonomi.
Gubernur Puerto Riko Ricardo Rossello mengumumkan keadaan darurat dan tempat penampungan sementara dilaporkan telah didirikan di wilayah tersebut untuk sekitar 60.000 orang.
(Baca juga: Diamuk Badai Irma, Presiden Prancis Cemas Warganya Jadi Korban)
FEMA, badan bencana pemerintah AS, memiliki kira-kira 400 orang yang ditempatkan di wilayah tersebut dan di Kepulauan Virgin AS jika diperlukan.
"Setelah dihantam Irma, bagian Puerto Riko bisa tanpa listrik selama empat sampai enam bulan," menurut pemimpin Puerto Riko Electric Power Authority (PREPA), Ricardo Ramos, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (7/9/2017).
(Baca juga: Antisipasi Badai Irma, Trump Berlakukan Status Darurat di 3 Wilayah AS)
Sementara itu Menteri Luar Negeri Prancis Annick Girardin mengatakan di kepulauan St. Martin dan St. Barts, setidaknya dua orang telah meninggal dan dua lainnya terluka parah akibat badai Irma. Satu orang lain juga meninggal di pulau Karibia Barbuda, menurut KSBW.
Sedangkan Perdana Menteri Antigua dan Barbuda Gaston Browne mengatakan sembilan puluh persen dari struktur yang berada di Barbuda telah rusak.
(Qur'anul Hidayat)