Berkat kepatuhan dan ketekunan menuntut ilmu agama, Si Jampang menjadi sangat mahir. Sampai-sampai guru mengajinya sangat sayang kepada dia layaknya anak kandung sendiri. Hingga suatu waktu, Jampang dipercaya sudah cukup dewasa melalui ilmu-ilmu yang didapat.
(Baca: OKEZONE FILES: Ini Sejarah Masuknya Becak, dari Tumpukan Sepeda hingga Sempat Jadi Angkutan Jenazah)
Kemudian di masa tertentu Si Jampang memutuskan merantau ke Betawi agar bisa hidup mandiri serta mengamalkan ilmunya. Tibalah dia di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, rumah sahabat karib pamannya yang sangat dipercaya. Di sana Jampang membantu si tuan rumah untuk berkebun dan berdagang buah di pasar Tanah Abang.
Tetapi di Kebayoran Lama inilah Si Jampang mendapat cobaan. Ia bertemu dengan centeng-centeng yang bertindak arogan meminta uang pajak. Jampang lalu memaksimalkan kemampuan silatnya untuk memberantas tindakan sewenang-sewenang tersebut. Sampai akhirnya tidak ada lagi aksi kriminal dari para preman-preman di Kebayoran Lama.