Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

7 Presiden Singapura Pendahulu Halimah Yacob, Siapa Saja Ya?

Putri Ainur Islam , Jurnalis-Rabu, 13 September 2017 |17:06 WIB
7 Presiden Singapura Pendahulu Halimah Yacob, Siapa Saja Ya?
Singapura. (Foto: Reuters)
A
A
A

2. Benjamin Sheares

Foto: The Istana Singapura

Benjamin Sheares merupakan presiden kedua Singapura yang memimpin dari 1971 hingga 1981. Selain presiden, Benjamin juga dikenal sebagai "bapak kebidanan dan ginekologi modern" di Singapura. Dia memberikan namanya ke beberapa landmark dan bangunan termasuk Jembatan Benjamin Sheares, jembatan terpanjang di Singapura dan Sheares Hall, sebuah asrama di National University of Singapore.

Benjamin diangkat menjadi presiden Singapura dua bulan setelah kematian pendahulunya, Yusof Ishak. Ia tetap bersikap rendah hati meskipun memiliki posisi baru dan kembali ke rumahnya setiap hari di Holt Road untuk makan siang dan makan malam. Dia menolak gaji yang tinggi dan membutuhkan waktu enam bulan untuk menyetujui masa jabatan kepresidenan ketiganya pada 1978. Saat masih menjabat, Benjamin jatuh sakit dan koma selama lima hari sebelum akhirnya meninggal dunia. Sekira 85 ribu orang mendatangi Istana untuk memberikan penghormatan terakhir.

3. C. V. Devan Nair

Foto: The Istana Singapura

Devan Nair memimpin Singapura dari 1981 hingga 1985. Ia merupakan presiden berdarah India pertama di Singapura. Pada 1954, Nair dipanggil untuk menjadi salah satu convenor Partai Aksi Rakyat (PAP). Dia juga anggota komite eksekutif PAP. Pada 1956, Nair ditahan oleh Inggris. Dia dibebaskan tiga tahun kemudian saat WTP mulai memimpin. Nair ditunjuk sebagai sekretaris politik Menteri Pendidikan, sebuah posisi yang dia lepaskan setelah setahun. Pada tahun yang sama, dia ditunjuk sebagai ketua Komisi Penyelidik Penjara dan meluncurkan Dewan Pendidikan Orang Dewasa, yang menjadi ketua pertamanya, yang menjabat dari 1960 sampai 1964.

Pada 23 Oktober 1981, Nair dipilih oleh Parlemen sebagai presiden ketiga di Singapura dan menjabat keesokan harinya. Selama masa jabatannya sebagai presiden, Nair terus memperjuangkan hak pekerja. Pada 28 Maret 1985, dia mengundurkan diri sebagai presiden karena kesehatannya yang makin memburuk.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement