Lebih lanjut, Menlu RI menekankan bahwa tantangan terbesar saat ini dalam upaya mendukung pembangunan di negara-negara pascakonflik adalah memastikan adanya pendanaan yang cepat dan memadai. Oleh karena itu, menurutnya, dibutuhkan kerja sama global yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan pendanaan guna mendukung pembangunan negara-negara pascakonflik.
"Guna memastikan pendanaan yang memadai, kita semua harus berkontribusi, negara maju harus memenuhi komitmennya dan kita juga harus dapat menarik sektor swasta untuk membantu pendanaan dan pembangunan di negara-negara pascakonflik," tutur Menlu Retno.
BACA JUGA: Para Pemimpin Dunia Berkumpul di New York untuk Hadiri Sidang Majelis Umum PBB
Dengan mengangkat tema Peran Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular untuk Meningkatkan Kapasitas dalam Mendukung Pembangunan Pasca-perdamaian, lanjut Retno, Indonesia telah memberi contoh sumber pendanaan yang inovatif dalam bantuan kepada negara-negara pascakonflik.
“Indonesia senantiasa siap untuk memberikan bantuan melalui kerjasama selatan-selatan dan triangular, khususnya untuk program-program unggulan yang selama ini telah berhasil mendukung pembangunan di negara-negara pascakonflik,” jelas Menlu Retno.