NEW YORK – Kerjasama antara kawasan ASEAN dengan Amerika Selatan sempat mati suri selama sembilan tahun. Padahal, potensi kerjasama ASEAN dan Amerika Latin di bidang ekonomi dan perdagangan dapat memberikan manfaat bagi rakyat di kedua kawasan.
Untuk itu, Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno LP Marsudi memimpin pertemuan antara ASEAN dengan Mercado Común del Sur/Common Market of the South (MERCOSUR) di New York, Amerika Serikat (AS). Pertemuan digelar di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-72 pada Jumat 22 September.
“ASEAN dan MERCOSUR harus mampu memberikan manfaat nyata bagi rakyat di kedua kawasan terutama dibidang ekonomi dan perdagangan,” ujar Menlu Retno Marsudi dalam keterangan pers yang diterima Okezone, Sabtu (23/9/2017).
Dalam kesempatan tersebut, diplomat kelahiran Semarang itu juga menekankan perlunya kerjasama ASEAN-MERCOSUR menjadi “driving force” atau mesin penggerak dalam promosi budaya dan contoh pada kemitraan global. Pertemuan tersebut menekankan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, pembangunan, pariwisata, serta konektivitas termasuk “people to people contact”.
Pertemuan juga mendorong interaksi bisnis dan partisipasi pebisnis pada kegiatan pameran perdagangan dan investasi di masing-masing kawasan. Dengan demikian, para pebisnis bisa secara langsung melihat dan mencari peluang pengembangan bisnis mereka ke depannya. Di samping itu, interaksi dan penguatan UMKM di kedua kawasan juga dipandang penting untuk ditingkatkan.
Pertemuan tersebut merupakan pertemuan kedua kalinya setelah Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-MERCOSUR Pertama yang dilaksanakan di Brasilia, Brasil, pada 2008. Pertemuan menunjukkan keseriusan kedua belah pihak untuk kembali mengaktifkan kerja sama yang sudah ada namun sempat terhenti beberapa tahun belakangan ini.
Mercado Común del Sur/Common Market of the South (MERCOSUR) merupakan trading block di kawasan Amerika Selatan. MERCOSUR didirikan oleh Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay pada Maret 1991 melalui Treaty of Asuncion.
Total populasi MERCOSUR mencapai 289 juta penduduk dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,32%. Ada pun pendapatan per kapita penduduk di kawasan tersebut mencapai 11.573 dolar AS (setara Rp153 juta) per tahun.
(Wikanto Arungbudoyo)