KUTUPALONG – Filippo Grandi, Kepala badan urusan pengungsi PBB (UNHCR), mengaku terkejut saat berkunjung ke kamp pengungsi etnis Rohingya di Kutupalong, Bangladesh, pada Sabtu 23 September. Ia terkejut karena adanya "kekerasan mengerikan" terhadap pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Sebagaimana diketahui, lebih dari 420.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak 25 Agustus, ketika para gerilyawan melakukan serangan terhadap pos-pos kepolisian dan militer di Rakhine. Serangan tersebut memicu tindakan keras Myanmar yang oleh PBB dianggap sebagai tindakan pemusnahan etnis.
Filippo Grandi mengatakan bahwa penderitaan mereka akan bertahan lebih lama dari pada waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Ia juga mengklaim bahwa pengungsi Rohingya telah menceritakan kisah mereka kepadanya.
"Saya benar-benar terpukul oleh ketakutan yang menghantui mereka dan apa yang telah mereka lalui," katanya, Minggu (24/9/2017). Grandi mengunjungi tempat di mana para pengungsi tinggal di bawah ribuan terpal yang didirikan di daerah perbukitan dan sawah.
"Orangtua mereka tewas, keluarga terpisah, beberapa alami luka, perkosaan dilakukan terhadap wanita. Ada banyak kekerasan mengerikan terjadi dan akan memakan waktu lama bagi mereka untuk pulih, lebih lama dari proses pemberian bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka," kata Grandi.