Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Krisis Catalunya, Pemerintah Spanyol Tolak Seruan Mediasi

Djanti Virantika , Jurnalis-Jum'at, 06 Oktober 2017 |09:25 WIB
Krisis Catalunya, Pemerintah Spanyol Tolak Seruan Mediasi
Warga berkumpul setelah referendum kemerdekaan Catalunya. (Foto: The Australian)
A
A
A

MADRID – Pemerintah Spanyol menolak mediasi untuk membahas referendum Catalunya. Seruan mediasi ini sebelumnya diusulkan oleh pemimpin Catalunya guna mencari jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak.

Penolakan mediasi ini diumumkan oleh kantor Perdana Menteri Mariano Rajoy pada Rabu 4 Oktober 2017 waktu setempat. Mereka menyatakan tak akan melakukan mediasi hingga Pemimpin Catalunya, Carles Puigdemont, berhenti mengampanyekan kemerdekaan yang dianggap ilegal oleh pemerintah pusat.

“Pemerintah tidak akan melakukan negosiasi mengenai hal yang ilegal dan tidak akan menerima pemerasan. Negosiasi dalam demokrasi hanya memiliki satu cara, yakni jalan hukum,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan kantor Perdana Menteri Mariano Rajoy, sebagaimana diberitakan The Australian, Jumat (6/10/2017).

BACA JUGA: Referendum Berakhir Rusuh, Pemimpin Catalunya Minta Mediasi Dunia Internasional

Pemimpin kelompok separatis Catalunya memang meminta komunitas internasional untuk melakukan mediasi. Hal ini dilakukan untuk menemukan jalan keluar menyusul kekerasan yang terjadi pada pelaksanaan referendum kemerdekaan Catalunya.

Kericuhan guna menghentikan referendum ini terjadi pada Minggu 1 Oktober 2017 waktu setempat. Saat itu, polisi berusaha membubarkan warga Catalunya yang ingin melakukan pemungutan suara. Polisi terlibat bentrok dengan para pemilih hingga berebut kotak suara.

BACA JUGA: Mencekam! Referendum Catalunya Berujung Bentrok, 760 Orang Jadi Korban

Akibat bentrokan tersebut, 844 orang terluka. Mereka terluka karena terkena peluru karet yang ditembakkan polisi Spanyol guna membubarkan pelaksanaan pemungutan suara.

Dari pemungutan suara tersebut, pemerintah Catalunya mengumumkan 90,9% warga setuju memerdekakan Catalunya dari Spanyol. Sekira 2,26 juta orang memberikan hak suaranya dalam jajak pendapat tersebut.

Namun, tak seluruh warga Catalunya menginginkan kemerdekaan dari Spanyol. Dalam pemilihan tersebut, 176.565 orang atau sekira 7,87% suara memilih tidak. Pemerintah Spanyol sendiri menganggap referendum itu sebagai tindakan ilegal.

BACA JUGA: Mantap! Trump dan PM Spanyol Kompak Menentang Referendum Kemerdekaan Catalunya

Perselisihan yang terjadi antara Pemerintah Spanyol dan masyarakat Catalunya saat ini memang menjadi krisis politik terburuk di Spanyol dalam beberapa dasawarsa terakhir. Pemerintah pusat di Madrid sendiri sudah secara tegas menentang kemerdekaan tersebut.

Referendum Catalunya sendiri tak hanya memberikan dampak bagi dunia politik, tetapi juga ekonomi. Indeks saham beberapa bank besar di Catalunya turun lebih dari 5% pada Rabu 4 Oktober.

“Risiko politik kembali masuk dalam agenda di Eropa,” tukas seorang analis, Macro Nick Stamenkovic. (DJI)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement