BARCELONA – Kekerasan yang terjadi selama penyelenggaraan referendum kemerdekaan Catalunya mendapat perhatian luas dari dunia internasional. Pemerintah Spanyol, melalui perwakilan di Catalunya, akhirnya meminta maaf atas tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat.
BACA JUGA: Mencekam! Referendum Catalunya Berujung Bentrok, 760 Orang Jadi Korban
“Ketika saya melihat gambar-gambar itu, lebih lagi ketika saya tahu orang-orang dipukuli, didorong, dan bahkan satu orang dirawat, saya menyesal serta meminta maaf atas nama aparat yang mengintervensi,” ujar Enric Millo dalam sebuah wawancara, melansir dari Reuters, Sabtu (7/10/2017).
Permintaan maaf tersebut merupakan yang pertama kali meluncur dari perwakilan Pemerintah Pusat Spanyol di Madrid. Ucapan tersebut juga bisa dianggap sebagai gestur rekonsiliasi terhadap pemimpin wilayah regional Catalunya yang berencana mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol.
BACA JUGA: Krisis Catalunya, Pemerintah Spanyol Tolak Seruan Mediasi
Menurut otoritas kesehatan Catalunya, sekira 900 orang luka-luka akibat aksi represif Kepolisian Spanyol pada 1 Oktober. Kekerasan tersebut mendapat kecaman luas dari kelompok pembela hak asasi manusia (HAM) karena dianggap sebagai pemakaian kekuatan berlebihan terhadap warga sipil.
Meski meminta maaf, Pemerintah Spanyol tetap menolak melakukan mediasi untuk membahas referendum Catalunya. Seruan mediasi tersebut sebelumnya diusulkan para pemimpin Catalunya guna mencari jalan keluar yang terbaik bagi kedua pihak.
BACA JUGA: Referendum Berakhir Rusuh, Pemimpin Catalunya Minta Mediasi Dunia Internasional
Penolakan tersebut diumumkan oleh kantor Perdana Menteri (PM) Mariano Rajoy pada Rabu 4 Oktober. Mereka menyatakan tak akan mau melakukan mediasi hingga Presiden Catalunya, Carles Puigdemont, berhenti mengampanyekan kemerdekaan yang dianggap ilegal oleh pemerintah pusat.
BACA JUGA: Tegas! MK Spanyol Larang Sidang Parlemen Catalunya untuk Deklarasi Kemerdekaan
Spanyol berulang kali menyatakan referendum tersebut inkonstitusional. Akan tetapi, nyatanya sekira 90,9% dari 2,26 juta pemilih setuju memerdekakan Catalunya dari Negeri Matador. Hanya 176.565 orang atau 7,87% yang menyatakan tidak terhadap kemerdekaan Catalunya.
(Wikanto Arungbudoyo)