"Dan karena ada intelijen ini, ketua kongresnya meminta WR Supratman memperdengarkan saja lagu 'Indonesia', tidak dengan liriknya, setelah melihat teksnya. Ia menilai ini (jika lirik lagu 'Indonesia' dinyanyikan) bisa bahaya banget. Nanti pemuda bisa gagal bersatu. Nah, ini jangan sampai terjadi, karena kerugiannya bisa banyak banget," jelas Bakti Ari, staf informasi Museum Sumpah Pemuda, beberapa waktu lalu.
Di dalam Gedung Pertemuan yang kini menjadi Museum Sumpah Pemuda juga terdapat ruang khusus untuk mengenang WR Supratman beserta alat musik biola kesayangannya dan sejumlah lirik gubahan lagu 'Indonesia Raya'.
"Kemudian ini yang salah satu sering ditanyakan masyarakat (biola WR Supratman). Keadaan biola masih terawat bagus, masih biasa diaminkan," ungkap Bakti Ari.