"Nah akhirnya sewaktu Kongres Pemuda II ini intelnya diperbanyak, dari yang semula hanya 5–10, di sini bisa 30 lebih. Para tokoh pemuda sadar mereka diintai, karena saat Kongres Pemuda I hingga menuju Kongres Pemuda II sudah dimata-matai, sudah diintai kegiatan seperti apa. Bahkan waktu untuk mengurus izin ke Pemerintah Hindia-Belanda, itu juga sulit, enggak gampang. Syaratnya itu, kongres boleh digelar tapi harus ada intel yang mengawasi. Jadi di sini ada intelijen semua," papar Bakti Ari.
Kongres Pemuda II pun berlangsung sesuai rencana. Sekira 750 pelajar yang hadir menyetujui pembentukan rumusan. Konon kabarnya rumusan Sumpah Pemuda juga terdapat andil dari Ir Soekarno, sebab diketahui ia kerap datang ke rumah tersebut untuk melakukan diskusi serta kegiatan pergerakan lainnya.
(Baca: OKEZONE STORY: Jelang Momen 28 Oktober, Kenali Asal Mula Museum Sumpah Pemuda)
Kemudian kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kesepakatan. Oleh ratusan pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai sumpah setia yang berbunyi:
Pertama
Kami poetra dan poetri Indonesia,
Mengaku bertoempah darah jang satoe,