Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jalesveva Jayamahe, Hikayat Kejayaan Laut Nusantara Masa Kini

Yudhistira Dwi Putra , Jurnalis-Sabtu, 04 November 2017 |08:00 WIB
Jalesveva Jayamahe, Hikayat Kejayaan Laut Nusantara Masa Kini
Jalesveva jayamahe, di lautan kita berjaya (FOTO: Ilustrasi/Okezone)
A
A
A

Selain itu, pemerintah diketahui juga tengah berbenah melengkapi sejumlah armada laut, mulai dari membeli kapal selam dari Korea Selatan hingga membangun markas militer yang dapat terintegrasi dengan tiga matra, laut udara dan darat di wilayah Laut Natuna Utara.

"Kemudian kita juga sedang memperkuat basis pertahanan kita. Misalnya membeli kapal selam yang canggih dari Korea, kemudian kita juga memperkuat armada maritim kita. Lalu juga memperkuat beberapa titik yang dianggap serius. Misalnya di Laut China Selatan, kita bangun Markas Militer yang dapat terintegrasi dengan ketiga Matra itu kan," kata Muradi kepada Okezone, Sabtu (3/11/2017).

"Kalau dilihat saya kira semua on the track ya. Sudah betul alurnya, sudah berjalan fungsi yang sebenarnya. Maka, saya pikir kalau ditanya sejauh mana keamanan kelautan ini, saya kira pemerintah hari ini sudah menjalankan fungsi sebagaimana mestinya," tambah Muradi.

Karenanya, Muradi optimis Indonesia dapat menjaga lautnya secara baik dan mandiri, sesuai dengan visi pemerintahan Jokowi untuk menjadikan sektor maritim sebagai sumber kejayaan bangsa. Jalesveva Jayamahe.

Tak hanya ancaman dari luar, ancaman bagi laut Indonesia juga datang dari dalam. Misalnya, nelayan yang masih sering melakukan penangkapan ikan secara sembarang yang seringkali menimbulkan kerusakan terhadap ekosistem laut, terumbu karang dan makhluk laut lainnya.

Selain nelayan, para wisatawan termasuk para penyelam juga disebut-sebut sebagai salah satu biang keladi dari kerusakan laut. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti bahkan pernah menyindir para penyelam yang kerap menggunakan fin atau sepatu katak tidak pada peruntukkannya.

"Anda datang ke Laut Banda untuk melihat keindahan karang dan ikan-ikan. Tapi hari ini saya melihat begitu banyak karang yang rusak, yang patah akibat diinjak fin anda-anda," kata Susi di dalam video yang diposting ulang akun instagram terverifikasi @kkp.go.id yang sempat viral.

"Kedepan, untuk 50 meter di dekat karang, janganlah pakai fin. Anda para penyelam jangan malas berenang. Berenanglah, bergeraklah, supaya sehat. Dan bagi anda yang pakai snorkle, jangan juga pakai fin. Kalau karang-karang kita rusak, nanti anda tidak bisa lagi melihat keindahan," tandasnya.

(ydp)

(Amril Amarullah (Okezone))

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement