Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dua Serangan Berturut-turut Melanda Ibu Kota Afrika Tengah, 7 Orang Tewas dan 20 Lainnya Terluka

Putri Ainur Islam , Jurnalis-Senin, 13 November 2017 |00:35 WIB
Dua Serangan Berturut-turut Melanda Ibu Kota Afrika Tengah, 7 Orang Tewas dan 20 Lainnya Terluka
Sebuah aksi di Bangui, Republik Afrika Tengah. (Foto: North South News)
A
A
A

BANGUI - Tujuh orang tewas dan sekira 20 orang lainnya luka-luka dalam serangkaian serangan yang sebelumnya terjadi di sebuah konser perdamaian dan kekerasan di ibu kota Republik Afrika Tengah, Bangui, pada Sabtu dan Minggu. Hal tersebut disampaikan oleh pejabat pemerintah dan penduduk kota.

Kota tepi sungai tersebut telah menjadi titik kekerasan antaragama yang meletus antara Muslim dan Kristen pada 2013 dan sejak saat itu juga melanda sebagian besar negara miskin yang terkurung daratan itu.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Henri Wanzet Linguissara yang menceritakan kronologi peristiwa tersebut mengatakan, awalnya ada dua orang berboncengan sepeda motor mendekati para peserta konser yang diselenggarakan Sabtu 11 november malam waktu setempat. Tak disangka-sangka kedua orang tersebut melemparkan granat ke kerumunan.

"Mengikuti tindakan keji ini, kami menyampaikan bahwa empat korban tewas dan 20 lainnya terluka, termasuk empat orang yang dalam kondisi serius dan telah dibawa ke ruang operasi," kata Mendagri Linguissara, dinukil dari Reuters, Senin (13/11/2017).

Namun setelah lemparan granat tersebut, sebuah tembakan senjata berat terkonsentrasi di dalam dan sekitar lingkungan PK5 Bangui, sebuah daerah Muslim di kota mayoritas Kristen. Akses ke PK5 pun akhirnya diblokir.

"Tiga pemuda kita terbunuh, tampaknya dalam pembalasan karena mereka berpikir bahwa umat Islam berada di balik serangan granat. Kami menyesalkan serangan itu. Kami membuat barikade untuk memastikan provokator tidak menyusup ke lingkungan kami," kata warga PK5 Habib Soule

Seorang warga PK5 lainnya dan seorang sumber keamanan, yang meminta tidak disebutkan namanya, membenarkan bahwa tiga pengendara motor tewas dalam serangan balasan tersebut.

"Bahkan sekarang ada tembakan sporadis di PK5 dan lingkungan sekitar sedang dikosongkan. Orang-orang takut Muslim bisa membalas dendam atas kematian mereka," kata Gedeon Leki, penduduk kawasan terdekat.

Bangui, di mana markas besar dari 12 ribu tentara misi penjaga perdamaian PBB berada, relatif stabil dalam beberapa bulan terakhir dan kekerasan akhir pekan merupakan pengingat akan hari-hari paling gelap di kota ini.

"Musuh-musuh perdamaian baru saja memasang jebakan," kata Perdana Menteri Simplice Mathieu Sarandji dalam sebuah pidato radio.

"Saya meminta penduduk untuk tidak kembali meluncurkan kekerasan," tambahnya.

Dewan Keamanan PBB pekan ini dijadwalkan untuk memberikan suara pada sebuah resolusi rancangan Prancis untuk memberi wewenang tambahan terhadap 900 tentara untuk melindungi warga sipil di Republik Afrika Tengah.

(pai)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement