Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

RSHS Bandung Alami Dilema Tangani Bayi Kembar Siam

Oris Riswan , Jurnalis-Rabu, 15 November 2017 |02:36 WIB
RSHS Bandung Alami Dilema Tangani Bayi Kembar Siam
Dokter RSHS Bandung saat jumpa pers mengenai bayi kembar siam (foto: Oris/Okezone)
A
A
A

"Tentu ini terbentuk kepada masalah etik. Bayi yang kecil ini akan dibagaimanakan? Ini sangat bersentuhan dengan etik karena euthanasia belum pernah dilakukan untuk yang (kembar siam) yang hidup," papar Sjarif.

Selain dari segi etika kedokteran, tim dokter juga akan berkonsultasi dengan ahli agama. Sehingga, tim dokter akan memiliki pandangan jelas dari berbagai sudut pandang untuk dipertimbangkan sebelum mengambil tindakan. Pihak keluarga pun tentu akan dilibatkan untuk mengambil keputusan.

Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Nucki Nursjamsi mengatakan, kondisi bayi kembar siam yang ditangani saat ini beda dengan kembar siam yang salah satunya parasit atau sudah meninggal. Untuk kasus bayi kembar dengan salah satunya parasit, tim dokter bisa langsung melakukan operasi pemisahan.

Sementara untuk bayi kembar siam dengan kondisi stabil, tim dokter juga bisa melakukan pemisahan. Tapi, untuk 'mengorbankan' salah satu bayi demi kembarannya, hal itu tidak pernah dilakukan RSHS.

"Karena itu tidak mudah untuk memutuskan. Maka dari itu, kita akan ada tim khusus yang membicarakan soal itu," tutur Nucki.

Jika bayi kembar itu menjalani operasi pemisahan dan berjalan sukses, maka, masing-masing hanya akan memiliki satu kaki. Sebab, saat ini di tubuh bayi kembar tersebut hanya menempel dua kaki. Itu karena jaringan kedua kaki itu berbeda, alias satu kaki milik bayi berukuran besar, satu lagi milik bayi berukuran lebih kecil.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement