HARARE – Kudeta yang dilakukan militer Zimbabwe secara efektif telah mengakhiri kekuasaan Presiden Robert Mugabe yang telah berlangsung selama 37 tahun. Namun, pria berusia 93 tahun itu secara tegas menyatakan menolak untuk mengundurkan diri.
BACA JUGA: Mengenal Mugabe, Tokoh yang Berkuasa Lebih Lama dari Soeharto
Diwartakan Reuters, Kamis (16/11/2017), Mugabe mengatakan bahwa dirinya hanya bisa dilengserkan dengan cara-cara konstitusional, yaitu dengan pengambilan suara para pimpinan partainya, Zanu-PF. Karena itu, sumber politik dan intelijen Zimbabwe mengungkapkan bahwa militer melibatkan seorang pastur untuk menjadi penengah dan membujuk Mugabe untuk turun dari jabatannya secara politik.
Menyusul pengambilalihan kendali pemerintahan Zimbabwe oleh militer, spekulasi mengenai siapa tokoh yang akan menggantikan Mugabe mulai mengemuka. Media-media Afrika mulai mengedepankan nama Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden Zimbabwe yang dipecat Mugabe karena dianggap tak setia.
Kabar lain menyebutkan, Pemimpin Oposisi Zimbabwe, Morgan Tsvangirai yang selama ini menjalani pengobatan kanker di luar negeri telah kembali ke Ibu Kota Harare dan memicu berbagai kabar terkait pembentukan pemerintahan pasca-lengsernya Mugabe.
Pada Rabu, 15 November, militer Zimbabwe memasuki Ibu Kota Harare dan menguasai stasiun penyiaran negara sebelum mengambil alih kendali ibu kota dan menahan Mugabe dan keluarganya. Juru Bicara Militer menolak menyebut tindakan itu sebagai sebuah kudeta, melainkan sebuah misi untuk menyeret para penjahat di sekeliling Mugabe ke pengadilan, namun, pada akhirnya, militer  mendesak Mugabe untuk segera meletakkan jabatannya.
Follow Berita Okezone di Google News
(dka)