JAKARTA - Eksekusi Freddy Budiman pada Juli 2016 lalu tak menghentikan invasi ekstasi dari Belanda. Sejak pertengahan tahun 2017, polisi berhasil mengungkap dua penyelundupan narkoba jenis ekstasi dalam jumlah besar.
Satuan Tugas Narkoba Bareskrim Polri berhasil menggagalkan distribusi 600.000 butir pil ekstasi yang diselundupkan dari Belanda. Polisi menduga kuat keterlibatan sindikat internasional Jaringan Belanda-Jakarta dibalik penyelundupan ini.
Ratusan ribu ekstasi itu disita dari sebuah gudang di kawasan Bekasi, Jawa barat pekan lalu. Dari operasi tersebut, polisi berhasil mengamankan empat orang kurir.
Keempatnya mengaku bahwa seluruh ekstasi sedianya akan segera didistribusikan ke dua orang narapidana yang tengah mendekam di Lapas Surakarta, Jawa Tengah dan Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
“Pengendali ekstasi tersebut adalah dua narapidana. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak lapas untuk meminjam tersangka. Kami ingin tahu mereka disuruh oleh siapa, termasuk bandar besarnya, baik di Jakarta ataupun Belanda,” ungkap Direktur Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Mabes Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto sebagaimana ditulis KORAN SINDO.
(BACA JUGA: Penyelundupan 1,2 Pil Ekstasi Berhasil Digagalkan)
Eko mengungkapkan, 600.000 ekstasi itu terklasifikasi sebagai ekstasi dengan kualitas nomor wahid dengan harga pasaran mencapai Rp 500.000 per butir, dimana dosis satu butirnya dapat dikonsumsi oleh lima sampai enam orang.
Atas keberhasilan menggagalkan distribusi ekstasi itu, Eko mengklaim, polisi berhasil menyelamatkan 600.000 orang. “Kalau dihitung satu butir satu orang saja, kami sudah berhasil menyelamatkan 600.000 orang,” katanya.
Kembalinya Jaringan Freddy Budiman