Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bangladesh Sepakat Ubah Sebuah Pulau Menjadi Rumah Sementara Bagi Pengungsi Rohingya

Rufki Ade Vinanda , Jurnalis-Rabu, 29 November 2017 |05:13 WIB
Bangladesh Sepakat Ubah Sebuah Pulau Menjadi Rumah Sementara Bagi Pengungsi Rohingya
Warga Muslim Rohingya. (Foto: Reuters)
A
A
A

DHAKA - Pemerintah Bangladesh dilaporkan berencana menggunakan sebuah pulau terpencil di negaranya untuk menjadi tempat tinggal sementara bagi para pengungsi Rohingya. Proyek pembangunan tempat tinggal bagi Rohingya itu nilainya ditaksir mencapai USD280 juta.

Pulau terpencil tersebut rencananya akan digunakan untuk menampung sekira 100 ribu Rohingya. Sebagaimana dinukil dari Reuters, Rabu (29/11/2017), pulau terpencil yang akan disulap menjadi penampungan itu terletak di dekat Teluk Benggala. Keputusan ini sendiri diambil Pemerintah Bangladesh tak lama setelah mereka sepakat dengan Myanmar untuk memulangkan Rohingya.

BACA JUGA: PBB Akan Gelar Sidang Terkait Rohingya pada Pekan Depan

Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina menyetujui rencana untuk mengembangkan Pulau Bhashan Char, yang juga dikenal dengan sebutan Thenger Char sebagai lokasi tinggal para pengungsi. Menteri Perencanaan Mustafa Kamal mengatakan, akan membutuhkan waktu untuk mengembalikan para pengungsi sehingga dibutuhkan tempat yang aman untuk menampung mereka.

Sebagaimana diketahui terdapat lebih dari 600 ribu Rohingya yang menyeberang ke Bangldesh dan tak mungkin dipulangkan ke Myanmar dalam waktu singkat. Rencananya proyek ini sendiri akan selesai pada 2019. Bangladesh dan Myanmar akan memulai pemulangan Rohingya pada 2 bulan mendatang atau awal 2018.

"Banyak orang Rohingya hidup dalam kondisi yang mengerikan," ujar Menteri Kamal.

BACA JUGA: Sepakat dengan Myanmar, Bangladesh Akan Pulangkan Rohingya Dibantu UNHCR

Pada September, Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood Ali telah mengajukan proposal untuk mendapatkan dukungan internasional terkait rencana mengangkut Rohingya ke pulau penampungan tersebut. Rencana ini sendiri tak terlepas dari kritik para aktivis kemanusiaan.

Para aktivis kemanusiaan menilai jika pulau yang disodorkan Bangladesh itu tak layak dihuni manusia. Pulau Bhashan Char diketahui memiliki tanah berlumpur di dekat lepas pantai delta. Butuh waktu 2 jam dengan mengendarai kapal untuk menuju pulau tersebut dari pemukiman terdekat.

BACA JUGA: Apresiasi Kesepakatan Pemulangan Rohingya, Menlu Retno: Jaminan Keamanan Amat Penting

Sementara itu, Pemerintah Bangladesh menyebut, kondisi tidak layak di Pulau Bhashan Char terjadi sekira 11 tahun lalu. Rencana usulan untuk membuat pulau itu menjadi penampungan pengungsi pertama kali dicetuskan pada 2015 dan kembali diangkat baru-baru ini. Sebelum terjadi eksodus besar-besaran diketahui telah terdapat 300 ribu Rohingya yang telah berada di Bangladesh.

(Rufki Ade Vinanda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement