WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump belum mengambil keputusan mengenai apakah akan mengakui secara resmi Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel atau tidak. Keputusan yang diambil Trump akan mempengaruhi hasil dari puluhan tahun upaya damai AS di Timur Tengah dan berpotensi menimbulkan kerusuhan di kawasan tersebut.
BACA JUGA: Harapan Presiden Palestina Rayakan Idul Adha di Yerusalem
"Dia masih melihat banyak fakta yang berbeda, dan kemudian ketika dia mengambil keputusan, dia akan menjadi orang yang ingin memberi tahu Anda, bukan saya," kata penasihat sekaligus menantu Trump, Jared Kushner sebagaimana dilansir Reuters, Senin (4/12/2017).
Media AS pekan lalu melaporkan bahwa Trump tengah mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Seorang pejabat senior pemerintahan Presiden ke-45 AS itu mengatakan, keputusan tersebut kemungkinan akan diumumkan pada Rabu, 6 Desember.
Kushner merupakan orang terdepan dalam upaya Trump untuk membangkitkan kembali pembicaraan damai Israel dan Palestina yang telah lama tertunda. Saat ini, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang berarti dan diyakini akan bertambah buruk jika Trump memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Zionis.
Presiden-presiden AS sebelumnya menyatakan bahwa status Yerusalem yang merupakan kota suci tiga agama dunia harus diputuskan melalui negosiasi. Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibu kotanya di masa mendatang, sementara masyarakat internasional tidak mengakui klaim Israel atas kota tersebut.
BACA JUGA: Liga Arab Peringatkan AS Terkait Status Yerusalem
Liga Arab telah memperingatkan bahwa pengakuan AS terkait Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel akan memicu ekstremisme dan kekerasan di Timur Tengah. Menganggapi kemungkinan tersebut, Yordania sebagai pemimpin Liga Arab telah merencanakan pertemuan darurat untuk membahas langkah yang akan diambil sebelum Trump mengumumkan keputusannya pekan ini.
(Rahman Asmardika)