Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 itu mengaku mendapatkan gandengan calon Wakil Gubernur Christian Rotok yang beretnis Manggarai, beragama Katolik dan mewakili satu gugusan kepulauan Flores. Meskipun demikian hal itu tidak lalu mengabaikan suku dan etnis serta agama lainnya. Penetapan calon wakil pasanganya lanjut Ketua DPD Gerindra NTT itu, hanya untuk mengakomodasi kepentingan penyebaran tokoh dalam konteks pengaruh partai politik. Tetapi secara sosial, tidak terjadi pemenatan sebagaimana halnya suku dan agama yang ada.
"Saya beretnis dawan dan tinggal di Pulau Timor tetapi saya akan tetap menjadi gubernur untuk semua. Tidak ada perbedaan dalam pelayanan nantinya," kata Esthon.
Bahkan dalam konteks tata pemerintahan setelah terpilih nantinya, Bekas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Nusa Tenggara Timur itu mengaku akan membangun kabinet kebhinekaan yang tetap menjaga kualitas para pemimpin melalui seleksi.
(Baca Juga: Pilgub NTT, Tim Pemenangan Esthon-Chris Bagi Zona Konsolidasi Bersama Masyarakat)
"Dan itulah yang pernah dilakukan saat menjabat wakil gubernur lalu," katanya.
Esthon bahkan dengan bangganya menyampaikan bahwa siapapun yang akan belajar toleransi bisa datang ke NTT. berbeda politik tidak lalu melunturkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan masyarakatnya.
"Kita boleh berbeda pilihan politik tetapi kita adalah sesama anak-anak Tuhan dan tetap menjadi sahabat di dalamnya. Kalimat dan makna inilah yang selalu saya sampaikan ke mana-mana saat lakukan sosialiasi," katanya.