Dengan cara ini, masyarakat akhirnya sadar akan pilihan politiknya yang berbeda. Tidak terjadi pengkotakan dalam konteks lainnya, apalagi memantik bangkitnya sentimen beraoram suku, agama dan golongan yang sempit dan bisa memantik perang antarwarga.
"Sebagai calon pemimpin kita punya tanggung jawab untuk tetap merekatkan nilai kebersamaan dan kekeluargaan serta toleransi melampaui segala hal dan kepentingan yang lain," kata Esthon.
Akhir kata, Esthon mengajak seluruh masyarakat untuk belajar keunikan bermanuver suku, agama dan golongan di pilgub NTT yang tetap damai tanpa perang.
(Khafid Mardiyansyah)