Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

OKEZONE STORY: Jejak Kebrutalan Griselda Blanco, Ratu Kokain Kolombia

OKEZONE STORY: Jejak Kebrutalan Griselda Blanco, Ratu Kokain Kolombia
Griselda Blanco. (Foto: ist)
A
A
A

KEMATIAN Griselda Blanco sesuai dengan cara dia hidup. Perempuan yang dikenal sebagai salah satu anggota gembong narkotika terkejam di dunia itu tewas oleh dua penembak jitu yang mengendarai sepeda motor di dekat toko daging di kota asalnya Medellin, Kolombia, pada 2012. Saat itu, Blanco merupakan perempuan gemuk berusia 69 tahun yang telah bertahun-tahun bertransaksi narkoba, mengonsumsi makanan mewah, dan kokain.

Blanco adalah kunci dibalik transaksi kokain di Miami, Amerika Serikat (AS) pada akhir 1970 sampai awal 1980-an. Dengan gaya hidup flamboyan, La Madrina atau Godmother of Cocaine (penguasa transaksi kokain), juga mendalangi kematian tiga suaminya dan tiga pembunuhan lainnya, termasuk balita.

BACA JUGA: 5 Gembong Narkoba Paling Berbahaya di Dunia

Dia mendekam selama dua dekade di penjara New York dan Florida atas tuduhan pemerasan, pembunuhan, hingga dideportasi pada 2004. Dia bahkan disebut-sebut sebagai orang yang menelurkan ide cara membunuh sambil mengendarai sepeda motor, seperti yang digunakan dalam pembunuhannya.

"Kematian itu adalah keadilan yang puitis. Dia berakhir dengan cara yang dia lakukan kepada orang lain," ujar Profesor Bruce Bagley, Kepala Jurusan Penelitian Internasional di University of Miami, kepada Guardian setelah kematian Blanco pada 2012.

Penulis buku “Drug Trafficking in the Americas” itu menjelaskan, Blanco punya musuh yang hampir ada di mana-mana. "Apa yang terjadi maka terjadilah," ujar Bagley.

Giselda Blanco Restrepo, lahir di Cartagena, Kolombia, pada 15 Februari 1943. Sejak kecil dia telah mengenal dunia kriminal, seperti mencopet, prostitusi, dan menculik anak orang kaya untuk mendapat uang tebusan. Anak yang diculik biasanya berkelamin laki-laki dan jika tidak ditebus, ia akan dibunuh.

Dia menikah dengan seorang penjahat kriminal saat remaja dan memiliki tiga anak laki-laki. Namun hubungan itu kandas, sehingga Blanco memerintahkan bawahannya untuk membunuh mantan suaminya itu. Ketiga anak Blanco lebih dahulu tewas sebelum dia meninggal dunia.

Pada awal 1970-an, Blanco membentuk tim penyebar narkoba bersama seorang pedagang obat bius yang juga menjadi suaminya, Alberto Bravo. Mereka menjadi operator narkoba yang terkenal di Medellin dan sudah untung besar sejak awal dengan mendistribusikan narkotika ke New York, Miami, dan California Selatan.

Blanco memang terkenal dengan kreativitasnya dan kelicikannya. Dia pernah menyelundupkan narkoba secara terpisah di celana dalam yang dijahit sendiri. Dia pun berhasil membangun markas di Queens, New York, dan mulai menyaingi gembong terkenal lainnya seperti Pablo Escobar, pada pertengahan 1970-an.

Pada saat itu juga jaringannya mendistribusikan 1.500 kilogram kokain per bulan dengan keuntungan hingga USD80 juta untuk Blanco. Ia pun meraih reputasi sebagai La Madrina atau Godmother, karena memimpin gembong berdarah dingin yang tidak ragu mengeksekusi saingan dan para saksi mata.

Pada 1975, karena ketidakpercayaan terhadap suaminya, Blanco berkonfrontasi dengan Bravo di salah satu tempat parkir di Bogota. Blanco menduga suaminya bertanggungjawab atas hilangnya jutaan dolar dari konsorsium mereka.

Baku tembak yang terjadi antara pasangan suami istri itu berakhir dengan luka kecil di perut Blanco dan kematian sang suami beserta enam pengawalnya. Sejak itu, Blanco mendapatkan satu julukan lagi yaitu Black Widow atau Si Janda Hitam.

Setelah kematian Bravo, Sang Godmother menjalin hubungan dan menikah dengan suami ketiganya, Dario Sepulveda. Pasangan itu memiliki seorang putra yang dinamai mirip dengan karakter utama dalam serial klasik, “Godfather”, Michael Corleone Blanco.

Namun lagi-lagi pernikahannya tidak berjalan mulus. Suami ketiga itu menipunya, sehingga Blanco memerintahkan preman menyamar sebagai polisi untuk mencegat mobil Sepulveda dan menembaknya pada 1983. Saat itu, Michael kecil (5 tahun), berada di bangku belakang.

Pada saat itu, Badan Anti Narkotika AS, (Drug Enforcement Agency/DEA) telah meluncurkan kampanye "Operation Banshee" untuk menjebak Blanco.

Pada 1975, DEA pun berhasil mendapatkan 150 kilogram kokain dan mendakwa Blanco dan rekan-rekannya. Namun saat itu, Blanco masih di luar jangkauan karena telah kembali ke Kolombia. DEA pun mengumpulkan berkas beberapa pembunuhan yang dilakukan Blanco sampai perempuan itu kembali ke Miami pada 1983 dan memicu kejahatan terkait kokain yang dikenal dengan nama Perang Narkotika Miami.  

"Dia bukan perempuan biasa. Dia memiliki tingkat kekejaman yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Semua kekerasan terkait kokain yang kami peroleh di sini pada 1980an, yah, Blanco lah dibalik semua kejadian itu," ujar Al Singleton, dari kepolisian Miami Dade kepada New York Post.

DEA berhasil menangkap Blanco di rumah tempat ia pindah bersama Michael junior, di Irvine, California pada 1985. Di tahun yang sama Blanco pun diadili dan dihukum dalam kasus konspirasi, pembuatan mengimpor, dan mendistribusi kokain selama 15 tahun.

BACA JUGA: Ratu Kokain Kolombia Tewas DItembak

Pada 1994, Blanco diadili di Florida karena mendalangi pembunuhan dua pengedar narkoba dan seorang anak laki-laki berusia 2 tahun, putra dari konspirator ketiga.

"Awalnya dia sangat marah karena kami tidak mengenai ayahnya, tapi ketika dia mendengar bahwa kami telah membunuh anaknya secara tidak sengaja, dia berkata bahwa dia senang," kata Mantan letnan Blanco dan saksi kunci, Jorge "Rivi" Ayala seperti dilansir dari Guardian.

Namun kasus Blanco harus tercemar saat Ayala ketahuan melakukan telepon seks dengan sekretaris di kantor kejaksaan negara. Beberapa berspekulasi pembunuh bayaran telah menyabotase kasus ini dengan sengaja karena takut akan hidupnya. Dalam sebuah tawar-menawar, Blanco menerima hukuman 10 tahun. Dia dibebaskan pada bulan Juni 2004 dan dideportasi ke Kolombia.

Pada 3 September 2012, Blanco yang berusia 69 tahun sedang berjalan keluar dari toko daging di Medellin. Saat itulah dua penembak jitu yang menaiki sepeda motor menembakinya dua kali di kepala. Blanco tewas di tempat.

Kisahnya pun dijadikan buku ”The Godmother: The True Story of the Hunt for the Most Bloodthirsty Female Criminal in Our Time”, oleh Richard Smitten. Selain buku, sebuah film dari kisah Griselda Blanco pun pernah dibuat pada 2008, dengan judul “Cocaine Cowboys: Hustlin’ With the Godmother”. Bahkan pada 2016, diumumkan bahwa HBO bersama aktris Jennifer Lopez, membuat sebuah film tentang kehidupan Blanco.(Hotlas Mora Sinaga/Magang).

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement