BACA JUGA: Israel Luncurkan Serangan Udara ke Jalur Gaza, 25 Warga Terluka
Mengetahui aksi unjuk rasa di seluruh Palestina tersebut, Presiden Mahmoud Abbas akhirnya angkat bicara. Pria berusia 82 tahun itu menuding bahwa Amerika Serikat (AS) sudah tidak lagi pantas menyandang gelar sebagai pendukung proses perdamaian.
“Kami menolak keputusan Amerika terkait Yerusalem. Dengan posisi ini, AS sudah tidak lagi pantas menjadi pendukung proses perdamaian,” bunyi pernyataan resmi Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas.
BACA JUGA: Yerusalem Diakui Ibu Kota Israel, Hamas Serukan Pemberontakan 8 Desember
Sebagaimana diberitakan, Ketua Partai Hamas, Ismail Haniyeh, menyerukan agar warga Palestina bersatu padu untuk menjadikan Jumat 8 Desember sebagai “Hari Kemarahan”. Panggilan itu dinyatakan tidak lama setelah pemerintah AS secara resmi mengakui bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel pada Rabu 6 Desember.
(Wikanto Arungbudoyo)