Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menlu AS: Status Final Yerusalem Terserah Israel-Palestina

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Sabtu, 09 Desember 2017 |09:44 WIB
Menlu AS: Status Final Yerusalem Terserah Israel-Palestina
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson (Foto: Ben Stansall/AFP)
A
A
A

WASHINGTON – Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel menuai kecaman. Sebab, selama puluhan tahun, Negeri Paman Sam berupaya menahan untuk mengakui bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel dengan alasan status tersebut harus lebih dulu dirundingkan.

BACA JUGA: Pemerintah AS Resmi Umumkan Status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel 

Namun, Presiden AS Donald Trump beralasan, para pendahulunya seperti George Bush, Bill Clinton, dan Barack Obama juga melontarkan janji kampanye untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Presiden AS ke-45 itu juga menyertakan video kampanye para pendahulunya lewat akun Twitter.

“Saya memenuhi janji kampanye, sementara yang lain tidak,” cuit Donald Trump di akun Twitter, mengutip dari Reuters, Sabtu (9/12/2017).

Pendapat berbeda diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rex Tillerson. Mantan petinggi perusahaan energi itu mengatakan bahwa status Yerusalem masih harus ditentukan oleh Israel dan Palestina bersama dengan isu-isu lain yang penting.

“Dengan hormat kepada seluruh Yerusalem, Presiden tidak mengindikasikan status final bagi Yerusalem. Dia mengatakan dengan sangat jelas bahwa status final, termasuk perbatasan, harus diserahkan kepada kedua pihak untuk dirundingkan dan diputuskan,” ucap Rex Tillerson.

BACA JUGA: Kehadiran Pence Ditolak, Tawaran AS untuk Palestina Terancam Mandek

Sebagaimana diketahui, Yerusalem berada dalam status hukum dan politik khusus (status quo) sesuai dengan resolusi PBB. Namun, Israel selalu menginginkan agar seluruh Yerusalem dianggap sebagai Ibu Kota Negara, sementara Palestina menghendaki Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota jika dinyatakan merdeka di masa depan.

Sebelum mengumumkan pengakuan, Trump ternyata sudah menghubungi Presiden Otoritas Palestina (PLO) Mahmoud Abbas. Politikus Partai Republik itu menyampaikan bahwa sedang ada upaya di belakang layar yang dilakukan penasihat Gedung Putih untuk menyusun cetak biru perundingan damai.

BACA JUGA: 5 Dampak Politis Rencana Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem 

Trump mencoba meyakinkan Abbas bahwa Palestina akan tetap mendapat keuntungan dari rancangan tersebut. Kabarnya, cetak biru tersebut menyertakan solusi atas isu Yerusalem, perbatasan, keamanan, masa depan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina, nasib para pengungsi Palestina, serta dorongan AS kepada negara-negara Arab untuk memberi dukungan finansial bagi Palestina.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement