Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kemunculan Sebuah Komet di Langit Roma Membuat Julius Caesar Dianggap Sebagai Dewa

Kemunculan Sebuah Komet di Langit Roma Membuat Julius Caesar Dianggap Sebagai Dewa
Julius Caesar karya Clara Grosch. (Foto: Wikipedia)
A
A
A

PERKEMBANGAN pesat teknologi dan sains membuat banyak hal yang dianggap misterius bisa dijelaskan secara mendalam. Salah satunya soal bintang jatuh, yang dahulu dianggap pesan dari Tuhan oleh orang-orang Romawi.

Bintang Julius atau Komet Caesar pun lahir sebagai nama lain dari bintang Sidus lulium. Nama itu dipilih karena bintang tersebut muncul setelah kematian Julius Caesar. Kemunculan bintang itu membuat sosok berpengaruh Romawi itu dianggap semakin dihormati bahkan dianggap sebagai dewa.

Julius Caesar naik ke puncak kepemimpinan Romawi setelah mengisi berbagai posisi yang lebih rendah di pemerintahan. Karena konsisten melakukan yang terbaik, dia akhirnya memperoleh kekuatan militer yang tak tertandingi dan menetapkan peraturan terpusat yang kuat.

Masyarakat Roma mencintai Caesar karena reformasi sosialnya yang progresif. Namun banyak juga senator dan bangsawan yang tidak menyukainya karena takut republik Romawi diubah menjadi kerajaan.

Para senator sangat berhati-hati dalam menetapkan kebijakan untuk mencegah itu. Hingga akhirnya Caesar dibunuh oleh sekelompok konspirator pada Maret 44 Sebelum Masehi (SM).

Empat bulan setelah kematian Caesar, digelar sebuah festival bernama Ludi Victoriae Caesaris. Acara penghormatan Caesar itu diwarnai sebuah fenomena bersejarah. Di tengah festival, sebuah cahaya terang melintasi langit Roma dan membuat penduduk di sana terpaku melihatnya.  

Karena Caesar pernah mengklaim bahwa dirinya keturunan Dewi Venus, banyak orang Romawi menyimpulkan bahwa Caesar telah menjadi dewa. Mereka pun mengklaim benda terang yang melewati langit itu sebagai jiwa dari Caesar yang telah bergabung dengan para dewa.

"Sebuah bintang bersinar selama tujuh hari berturut-turut, naik sekitar jam kesebelas, dan diyakini sebagai jiwa Caesar," tulis Suetonius, sejarawan terkenal Roma, 100 tahun kemudian.

Hingga penelitian membuktikan bahwa benda bercahaya itu adalah komet. Namun komet itu merupakan yang paling terang yang pernah dilihat manusia.

Pada 1997, dua orang peneliti dari University of Illinois, membandingkan catatan astronomi dan astrologi Roma Kuno dengan yang ada di China Kuno. Hal itu pun mereka tulis dalam sebuah buku berjudul "The Comet of 44 BC and Caesar’s Funeral Games".

Saking terangnya, mereka menyimpulkan, komet itu terlihat di seluruh dunia dan sungguh luar biasa cerah. Sayangnya, umat manusia kemungkinan besar tidak akan melihat Bintang Caesar lagi. Pasalnya, kecepatan komet itu meningkat setelah merumput di orbit Bumi dan akhirnya keluar dari tata surya kita.

Di sisi lain, peristiwa itu juga diklaim sebagai pergerakan politik yang masif dari penerus Caesar, Gaius Octavius. Ia merupakan keponakan angkat Caesar.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement