JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga sore ini 19 kali gempa susulan terjadi usai lindu 6,9 skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Jumat 15 Desember 2017 malam pukul 23.47 WIB. Namun, gempa susulan tersebut kekuatannya di bawah 5 SR sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
"Gempanya memang kecil, itu adalah hal yang alamiah, setiap terjadi gempa besar, maka akan diikuti gempa-gempa kecil dalam rangka mencari keseimbangan sistem lempeng bumi," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada pers di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (16/12/2017).
Pascagempa di Tasikmlaya Jumat malam, diketahui juga terjadi gempa berkekuatan 5,7 skala richter di barat daya Garut, Jawa Barat. Namun Sutopo menegaskan, gempa di Garut pukul 07.22 WIB tadi pagi bukan gempa susulan dari peristiwa di Tasikmalaya, karena keduanya memiliki titik pusat yang berbeda.
"Ini gempa yang 6,9 SR goncangannya besar sekali karena sumbernya di darat, sedangkan gempa berikutnya ada di 5,4 SR di sekitar selatan Sukabumi atau barat daya Garut, dan tidak menimbulkan dampak kerusakan," jelas dia.
Bangunan RSUD Banyumas rusak akibat gempa (Antara)
Sutopo mengatakan, dua gempa yang terjadi hampir di saat yang bersamaan ini bisa dipahami karena Indonesia berada di kawasan yang rawan gempa. Dua pusat gempa tersebut berada di pertemuan lempeng Australia dan Eurasia yang pergerakannya cukup aktif, sekitar 7 cm per tahun.
Hal tersebut terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia. Sutopo menerangkan, dari seluruh pulau di Indonesia, hanya Kalimantan yang tidak rawan gempa.
"Mulai dari ancamannya di pertemuan lempeng tektonik atau subduksi ataupun jalur yang ada di daratan, di sebelah barat pantai Sumatera bergeraknya 5-6 cm per tahun, di selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sampai Halmahera 7 cm per tahun, di utara Papua sampai dengan Maluku hingga Sulawesi bergerak 12 cm per tahun," jelas Sutopo.
BNPB mencatat akibat gempa 6,9 SR, tiga orang meninggal dunia dan tujuh lainnya luka-luka. Sedikitnya 950 bangunan rusak.
(Salman Mardira)