Sejauh ini, Lanka menyampaikan, bahwa Alobi bersama BKSDA telah melepas banyak jenis satwa liar, terdiri 387 ekor mamalia dan 1.700 lebih burung ke habitatnya.
“Karantina di Alobi juga masih banyak, jika siap kita akan hubungi BKSDA untuk dilepas kembali. Imbauan kepada masyarakat Babel, kita tidak bisa menutup mata kalau alam di Babel sudah rusak akibat tambang timah ilegal dan perambah hutan, menurunnya habitat satwa di Babel karena kerusakan lingkungan. Dengan kerusakan alam itu, kami minta jangan ada lagi pemburuan oleh manusia," tegasnya.
Kesempatan yang sama, Ketua Generasi Pemuda Pecinta Alam (Gempa) 01, Yasir mengungkapkan total areal kawasan hutan wisata mangrove Desa Kurau, yang dikelola pihaknya itu seluas 213 hektar. Selama ini kawasan tersebut telah menjadi “hunian” bagi banyak satwa langka.
"Kami siap menerima segala jenis burung apalagi yang berasal dari habitat hutan mangrove, elang bondol dan beo ini sudah sangat langka. Jadi kami berterimakasih dengan teman-teman dari BKSDA dan Alobi,” tandasnya.
(Angkasa Yudhistira)