Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Najat Driouech, Perempuan yang Akan Jadi Muslim Pertama di Parlemen Catalunya

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 22 Desember 2017 |13:32 WIB
  Najat Driouech, Perempuan yang Akan Jadi Muslim Pertama di Parlemen Catalunya
A
A
A

Melawan diskriminasi

Terdapat sekitar 515.000 Muslim di Catalunya, atau 6,8% dari seluruh penduduk. Driouech bangkit melawan apa yang dia sebut sebagai rasisme yang disulut oleh sejumlah politisi di Catalunya.

Calon dari Partai Rakyat pimpinan Perdana Menteri Mariano Rajoy, Xavier Garcia Albiol, mendapat kecaman para pegiat anti-rasisme atas slogan "Membersihkan Badalona". Dia menggunakan slogan itu saat menjabat sebagai walikota Badalonia, yang menarik banyak penduduk imigran.

Driouech mengatakan bahwa di pekerjaannya sehari-hari, dia menghadapi kasus-kasus diskriminasi "berulang-ulang," misalnya perawat yang tidak diterima di rumah sakit karena mereka mengenakan jilbab, dan lulusan yang riwayat hidupnya diabaikan karena nama Muslim mereka.

"Ketika kita masih kecil dan berbicara bahasa Katalan dan Spanyol, orang-orang mengatakan 'betapa manisnya'. Kemudian kita bertambah tua, kita mulai berbicara dan berdebat, lalu hal itu jadi masalah. Sekarang kita diprlakukan sebagai saingan.

"Jadi apa mau kita (Muslim)? Apakah jadi seperti generasi pertama, yang hanya datang ke sini lalu kerja kecil seperti jadi tukang bersih-bersih, atau menjadi orang yang bersaing dengan siapa pun untuk posisi apa pun?

"Mereka mengatakan kepada kami bahwa untuk menjadi warga biasa kami harus belajar, dan kami telah belajar, bahwa kami harus berpartisipasi dalam masyarakat, dan kami melakukan itu Jadi di mana masalahnya?"

Risiko radikalisasi

Dalam sebuah survei terhadap imigran generasi kedua di Spanyol, yang dilakukan oleh Princeton, Universitas Clemson dan Miami, 20% mengatakan bahwa mereka mengalami diskriminasi dalam tiga tahun terakhir.

Di antara anak-anak imigran Muslim, khususnya di kawasan padat Muslim, termasuk pusat ekonomi Catalonia, Barcelona, banyak pengaduan tentang pelecehan yang mereka alami dari polisi.

"Dalam situasi tertentu, hal ini dapat menimbulkan dampak dramatis, karena anak-anak itu melihat diri mereka diperlakukan sebagai warga kelas dua, atau merasa terbatas pada area ghetto tertentu. Ini dapat menyebabkan konsekuensi yang kita semua ketahui," kata Alejandro Portes dari Universitas Princeton.

Para jihadis yang menyerang Barcelona dan Cambrils pada bulan Agustus lalu adalah anak-anak dari orang tua Maroko yang telah pindah ke kota Ripoll, Catalunya. Mereka dipengaruhi seorang imam radikal.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement