JAKARTA - Memasuki tahun politik, isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) diprediksi masih akan marak bermunculan. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tak menampik isu SARA akan selalu "laku" dalam dunia politik. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia karena di negara demokrasi sebesar Amerika pun, isu SARA tetap ada selama kampanye Pilpres 2017.
"Isu yang paling hot ya isu pertentangan tadi, ideologi, SARA, macem-macem dan itu terjadi tak hanya di Indonesia. Di AS kemarin isu yang paling banyak? isu Islam, isu Meksiko, isu apa, oleh Trump sehingga dia menang. Jadi bukan hanya Indonesia di mana-mana kampanye terjadi," kata JK di kantor wakil presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Terlebih saat ini, lanjutnya, penyebaran isu SARA, kampanye negatif dan hitam berlangsung di media sosial secara masif. JK mengingatkan, dalam penyelenggaraan demokrasi, ada batasan-batasan yang harus ditaati agar kebebasan yang dipraktikkan tidak kebablasan dan justru menyebabkan kerusakan.
(Baca juga: Bawaslu Akan Bentuk Satgas untuk Cegah Isu SARA di Pilkada Serentak)
"Tentu ada batasannya, KPU juga sudah bikin batasan-batasan, pemerintah bikin batasan-batasan, sehingga batasan itu agar ditaati," ujar dia.