SEOUL – Sejarah akan mencatat peristiwa penting yakni perundingan antara Korea Utara (Korut) dengan Korea Selatan (Korsel) di Desa Panmunjom. Menteri Luar Negeri (Menlu) Korsel, Kang Kyung-wha, berharap kedua pihak dapat menggunakan momentum tersebut untuk rekonsiliasi.
“Pemerintah melihat lebih jauh dari sekadar partisipasi Korea Utara di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang untuk mempertimbangkan cara-cara meningkatkan hubungan antar-Korea,” ujar Kang Kyung-wha, mengutip dari Yonhap, Selasa (9/1/2018).
“Kami akan mengupayakan kolaborasi erat dengan komunitas internasional untuk membawa denuklirisasi Korea Utara. Jika Korut berpartisipasi dalam Olimpiade Pyeongchang, itu akan meningkatkan profil gelaran tersebut sebagai olimpiade perdamaian,” sambung perempuan berkacamata itu.
BACA JUGA: Korsel Siap Berunding dengan Korut pada 9 Januari
Sebagaimana diketahui, Korsel menyambut baik keinginan Korut untuk tampil dalam Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang yang akan digelar Februari mendatang. Kedua Korea akan membahas partisipasi tersebut di Panmunjom pada Selasa siang waktu setempat.
Korsel sangat berhadap Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 dapat dipandang sebagai olimpiade pembawa damai. Kementerian Luar Negeri Korsel membentuk satuan tugas berisi 130 orang untuk menyiapkan kedatangan sekira 43 orang pemimpin negara ke Negeri Ginseng.
“Seoul mengerahkan segala upaya untuk memastikan Olimpiade dan Paralimpiade Pyeongchang adalah sebuah festival dan gelaran olahraga internasional untuk perdamaian,” tutup Kang Kyung-wha.
BACA JUGA: Jelang Dialog, Korut Buka Saluran Komunikasi dengan Korsel yang Telah Lama Ditutup
Pemerintah Korea Selatan sendiri berencana mengajukan agenda reuni keluarga saat berunding dengan Korea Utara. Sebab, banyak keluarga yang harus tercerai-berai karena Perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953. Reuni keluarga korban Perang Korea terjadi terakhir kali pada 2015.
BACA JUGA: Korsel Akan Ajukan Agenda Reuni Keluarga saat Berunding dengan Korut
Rencana dialog tersebut disambut secara positif oleh Korea Utara. Pyongyang berhenti mengutuk Korsel dan justru meminta ‘reunifikasi independen’ tanpa bergantung pada negara lain seperti Amerika Serikat. Sebab, menurut Korea Utara, hubungan antar-Korea yang lebih baik bukan tergantung dari luar, tetapi dari kedua pihak itu sendiri.
(Wikanto Arungbudoyo)