Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dilema Yakuza, Organisasi Kriminal yang Juga Aktif Kegiatan Sosial

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Sabtu, 13 Januari 2018 |07:02 WIB
Dilema Yakuza, Organisasi Kriminal yang Juga Aktif Kegiatan Sosial
Keberadaan Yakuza menjadi dilema tersendiri bagi warga Jepang (Foto: Lockerdome)
A
A
A

Mirip dengan mafia Italia, hirarki yakuza mengingatkan pada garis keturunan sebuah keluarga. Pemimpin geng atau konglomerat yakuza dikenal dengan sebutan oyabun atau bos, sementara para pengikut disebut sebagai kobun atau anak.

Para kobun secara tradisional harus mengambil sumpah setia kepada para oyabun. Anggota yang melanggar kode-kode etik yakuza harus melakukan pertobatan kepada si oyabun. Salah satu ritual penebusan dosa itu adalah dengan memotong jari kelingking dengan pedang dan dipersembahkan kepada oyabun.

Meski yakuza sering terlibat aktivitas kriminal, mereka juga menjadi ninkyo dantai atau bersifat ksatria. Yakuza beberapa kali mengikuti kegiatan amal donasi atau mengirimkan bantuan kepada korban gempa, seperti yang terjadi pada Gempa Kobe 1995 dan gempa serta tsunami 2011.

(Geng yakuza Yamaguchi-gumi. Foto: Imgur)

Dalam perkembangannya, yakuza berubah menjadi kejahatan kerah putih atau kalangan atas. Mereka saat ini lebih sering menggunakan modus operandi pemerasan sebagai ganti kekerasan. Aktivitas tersebut menciptakan hubungan yang rumit antara yakuza dengan polisi.

Keberadaan serta aktivitas dari yakuza sudah terbaca oleh Kepolisian Jepang. Akan tetapi, polisi tidak pernah melakukan apa pun terhadap geng-geng kriminal itu. Dalih yang biasa dipakai adalah para geng kriminal itu kadang juga melakukan hal-hal baik bagi masyarakat. Pemerintah Jepang pun dinilai terlalu toleran terhadap keberadaan yakuza karena kegiatan-kegiatan sosial mereka.

Akan tetapi, pandangan masyarakat Jepang terhadap yakuza tidak berubah. Organisasi tersebut tetap dianggap memiliki tendensi melakukan tindak kriminal meski hanya berupa kejahatan jalanan biasa. Meski begitu, pemerintah Jepang terus memberlakukan undang-undang yang lebih ketat terhadap geng-geng kriminal seperti yakuza.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement