Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Presiden Palestina: Kesepakatan Damai AS Adalah 'Tamparan Abad Ini'

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Senin, 15 Januari 2018 |10:29 WIB
Presiden Palestina: Kesepakatan Damai AS Adalah 'Tamparan Abad Ini'
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas (Foto: Mohamad Torokman/Reuters)
A
A
A

RAMALLAH – Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, mengejek Amerika Serikat (AS) dalam pidato selam dua jam di Dewan Pusat Palestina di Ramallah pada Minggu 14 Januari. Pria berkacamata itu mengatakan bahwa perlakuan Negeri Paman Sam terhadap Palestina sangat memalukan.

“Dia (Trump) mengatakan lewat Twitter, ‘Kami tidak akan memberi uang kepada Palestina karena mereka menolak negosiasi.’ Memalukan. Kapan kami menolak perundingan? Di mana negosiasi yang kami tolak?” ujar Mahmoud Abbas, mengutip dari Time, Senin (15/1/2018).

BACA JUGA: AS Bekukan Dana Bantuan bagi Pengungsi Palestina

Pria berusia 82 tahun itu menambahkan, dengan memilih berada di sisi Israel lewat pengakuan terkait status Yerusalem, maka kredibilitas AS dan Presiden Donald Trump sebagai broker perdamaian di Timur Tengah dengan sendirinya hancur. Ia juga mengkritik cetak biru perdamaian Palestina-Israel yang digagas Donald Trump dan para utusannya.

“Kita bisa mengatakan ‘tidak’ kepada siapa saja jika itu berkaitan dengan nasib dan warga kita, dan sekarang kita mengatakan ‘tidak’ kepada Trump. Kita akan bilang padanya bahwa kesepakatan abad ini adalah tamparan abad ini. Tetapi kita akan menampar balik,” tegas Mahmoud Abbas.

BACA JUGA: AS Ancam Cabut Bantuan, Palestina: Yerusalem Tidak untuk Dijual 

Sebagaimana diketahui, AS menangguhkan dana bantuan tahunan yang ditujukan kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Dana senilai USD125 juta (setara Rp1,6 triliun) itu sedianya diserahkan kepada UNRWA pada 1 Januari, tetapi dibekukan hingga pemerintah AS selesai melakukan peninjauan ulang terhadap Otoritas Palestina.

BACA JUGA: Kehadiran Pence Ditolak, Tawaran AS untuk Palestina Terancam Mandek

Otoritas Palestina, melalui juru bicara Nabil Abu Rudeina mengatakan, Yerusalem tidak untuk dijual. Palestina tidak sama sekali menentang negosiasi, tetapi perundingan itu harus didasarkan pada hukum dan resolusi internasional yang mengakui negara Palestina merdeka dengan Ibu Kota Yerusalem Timur.

Abbas pun mengungkapkan fakta bahwa Palestina sebelumnya juga sudah menolak permintaan AS untuk menunda pembayaran kepada 35 ribu keluarga yang tewas dan luka-luka akibat konflik dengan Israel. Langkah Palestina itu dinilai oleh Israel sebagai praktik yang mendorong kekerasan.

BACA JUGA: Pemerintah AS Resmi Umumkan Status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel 

Pemimpin Partai Fatah itu menegaskan Palestina tidak akan menerima peran AS sebagai broker tunggal dalam negosiasi damai dengan Israel. Ia yakin kesepakatan hanya bisa dicapai jika ada beberapa pihak, dengan mencontohkan Kesepakatan Nuklir Iran pada 2015 yang melibatkan enam negara besar.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement