Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Idrus Gantikan Khofifah, Posisi Mensos Dinilai Sangat Strategis Naikkan Elektabilitas Jokowi

Bayu Septianto , Jurnalis-Kamis, 18 Januari 2018 |07:21 WIB
Idrus Gantikan Khofifah, Posisi Mensos Dinilai Sangat Strategis Naikkan Elektabilitas Jokowi
Idrus Marham (Antara)
A
A
A

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengganti Khofifah Indar Parawansa dan menunjuk Sekertaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Idrus Marham sebagai Menteri Sosial (Mensos). Pergantian Khofifah dilakukan Presiden Joko Widodo agar kinerja di Kementerian Sosial (Kemensos) tidak terganggu pasca ia memutuskan maju sebagai calon gubernur di Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018. Polemik soal sosok dan kemampuan Idrus untuk bisa memimpin Kemensos pun bermunculan.

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai Jokowi sudah melakukan kalkulasi dan berbagai pertimbangan dalam memilih Idrus sebagai Menteri Sosial.

"Tepat enggak tepat tentu presiden sudah memikirkan, sudah menghitung kalkulasi kenapa mengambil Idrus. Mungkin ada alasan dan berbagai pertimbangan," ujar Pangi kepada Okezone, Kamis (18/1/2018).

Ia menilai, posisi Mensos sangat strategis dalam menyosialisasikan program-program Jokowi yang dekat dengan masyarakat. Hal ini pulalah, lanjut Pangi, yang terpikirkan oleh Jokowi untuk menaikkan elektabilitasnya jelang Pemilihan Presiden 2019. Untuk itulah, menurut Pangi, Idrus dianggap bisa melakukan dua hal tersebut sekaligus lantaran latar belakang kemampuan komunikasi politik yang dimilikinya.

"Jadi komoditas kepentingan politik program-program yang menyentuh masyarakat punya korelasi linear berdampak pada elektoral Jokowi. Nah Idrus dianggap bisa menaikkan elektoral Jokowi itu," papar Pangi.

Selain itu, dipilihnya Idrus yang berasal dari Partai Golkar juga dipandang bahwa Jokowi ingin mengendalikan partai berlambang pohon beringin itu dalam menunjukkan komitmennya untuk mendukung pemerintah. Apalagi, Jokowi juga mempertahankan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja.

"Karena Golkar ini kan bisa liar juga kalau enggak dipegang kepala sama ekornya. Jadi dipegang semua oleh Jokowi, Airlangga kepalanya, ekornya yaitu Idrus yang juga punya banyak loyalisnya di daerah," ucap Pangi.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement