Anas menegaskan, tidak pernah ada pertemuan di Sukamiskin yang dihadiri dirinya, Firman Wijaya, Mirwan Amir, ataupun Saan Mustopa. "Terpikir untuk bikin pertemuan saja tidak pernah. Tidak ada hujan kok tiba-tiba ada banjir hoax," tandasnya.
"Itu cerita hoax yg berasal dari Surat Hoax yg entah dibikin oleh siapa. Tetapi jelas disebarkan oleh siapa saja. Mudah banget untuk membuktikan pertemuan itu fakta atau hoax. Ada CCTV, buku tamu dan banyak warga yg bisa ditanya," sambung dia.
Ia mengimbau agar hoax tersebut tidak dipercaya dan tidak disebarkan. "Hoax juga disebarkan hampir bersamaan dgn narasi jihad untuk keadilan. Ada kontradiksi yg nyata di antara keduanya," imbuh Anas.
Anas menambahkan, citra, kekuasaan, ketenaran dan kekayaan boleh dicapai. Tetapi caranya tidak mesti dengan menista orang lain melalui hoax dan tuduhan konspirasi fitnah. "Keadilan musti diperjuangkan dgn cara2 yg sejalan dgn makna keadilan itu sendiri," jelas dia.
Sepucuk surat Anas itu dibenarkan oleh koleganya Tri Dianto. Di mana surat tersebut memang benar ditulis oleh Anas.
"Iya benar, itu dari Mas Anas," ujarnya saat dikonfirmasi Okezone.