RIYADH - Ulama sekaligus peneliti Arab Saudi, Ahmed Qassem al-Ghamdi mengatakan, perayaan Hari Valentine adalah sebuah acara sosial yang positif dan tidak berhubungan dengan agama.
BACA JUGA: Hari Valentine di Negara Ini Dirayakan Sembunyi-Sembunyi
Mantan Direktur Jenderal Komite untuk Promosi Kebaikan dan Pencegahan Kejahatan Makkah itu mengatakan, perayaan Valentine, seperti juga perayaan Hari Ibu, Hari Guru, Hari Nasional dan hari ulang tahun adalah kesempatan untuk memperkuat hubungan antar manusia.
"Acara itu adalah manusiawi dan masalah sosial dan memberi selamat orang untuk acara itu tidak berlawanan dengan syariat," kata Qassem al -Ghamdi sebagaimana dilansir Al Arabiya, Kamis (15/2/2018).
Dia menambahkan, ucapan semacam itu dibutuhkan di antara orang-orang terlepas dari apakah mereka Muslim, Yahudi atau Kristen. Menurutnya, penting untuk mengunjungi dan memberi selamat, bertukar hadiah dengan mereka untuk mendorong perilaku positif dan komunikasi antar penduduk.
"Tuhan Yang Maha Kuasa menanamkan kasih sayang pada manusia, dan Nabi Muhammad SAW bersikap baik kepada tetangganya yang Yahudi dan dia menerima hadiah dari non-Muslim, dan Alquran menyarankan: 'Dan berbicaralah dengan baik kepada orang-orang'," ujarnya lagi.
Kesempatan sosial semacam ini dan hari libur sejalan dengan ajaran Islam. Kesempatan itu menstimulasi sentimen dan membangun komunikasi yang positif dan hubungan cinta kasih antara kerabat, pasangan suami istri, anak-anak, orangtua dan ibu.
BACA JUGA: Alasan MUI Setuju Larang Perayaan Valentine Day di Indonesia
"Ini adalah tindakan kebaikan untuk berbagi salam pada hari raya nasional dan sosial barat, termasuk Hari Valentine, menukarkan mawar merah dengan orang lain, selama hal itu mengarah pada orang-orang yang damai yang tidak memiliki permusuhan atau sedang berperang dengan umat Islam,"jelasnya.
(Rahman Asmardika)