JAKARTA – Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan, ketiga mahasiswa asal Surabaya, yaitu NA (21), KPS (21) dan ATP (21), yang meretas situs di 44 negara, merupakan pendiri Surabaya Black Hat (SBH). SBH merupakan perkumpulan para hacker hebat dan kelas internasional.
Menurut Argo, para pelaku itu mulai mencoba-coba meretas situs orang lain sejak 2017. Kemudian pelaku mendirikan sebuah komunitas SBH yang saat ini sudah memiliki sekira 700 anggota hacker dari berbagai daerah.
"Kelompok ini, dapat informasi dia punya 600 sampai 700 anggota hacker. Itu memang komunitas, tapi kan belum tentu pidana," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Sementara itu, yang dicurigai menyalahgunakan keahliannya hanya enam orang, namun ketiga pelaku lainnya masih dalam pengejaran polisi. Mereka masuk sistem menggunakan metode SQL injection dan meminta sejumlah uang kepada admin atau pemilik website tersebut usai meretas.
Tidak tanggung-tanggung, website yang mereka retas itu tidak hanya di Indonesia. Pelaku juga meretas situs di 44 negara, termasuk di Amerika Serikat (AS). Aksi mereka tidak berjalan mulus, ternyata diketahui oleh Federal Bureau of Investigation (FBI) yang menyebutkan ada ribuan website diretas oleh hacker asal Indonesia.
(Baca Juga: 3 Mahasiswa Surabaya Nge-Hack Ribuan Situs di 44 Negara)
Atas kerjasama dengan FBI itu kemudian penyidik Polda Metro Jaya melakukan penelusuran dan diketahui para komplotan hacker itu berdomisili di Surabaya, Jawa Timur. Para pelaku kemudian ditangkap pada Minggu 11 Maret kemarin dan digelandang ke Mapolda Metro Jaya.
"Melalui IC3 (Internet and Computing Core Certification) complain center, melalui FBI kita kembangkan, ada anak-anak Indonesia lakukan serangan terhadap elektronik maupun negara, ads 44 negara," pungkasnya.
(Baca Juga: Ini Modus Hacker Asal Surabaya Retas Ribuan Situs di 44 Negara)
(Erha Aprili Ramadhoni)